Lihat ke Halaman Asli

Wachid Ervanto

Media Freelancer

Akselerasi Kompetensi Madrasah melalui Computational Thinking

Diperbarui: 11 April 2021   07:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dirjen Pendis Kemenag RI bersama peserta didik madrasah./http://pendis.kemenag.go.id/

Revolusi industri 4.0 diiringi disruptive innovationnya menempatkan pendidikan islam di persimpangan jalan. Persimpangan itu akan membawa dampak bagi masing masing institusi pendidikan diantaranya madrasah.

Kini pembelajaran madrasah bebas memilah dan memilih apakah dirinya harus siap menghadapi perubahan yang baru sehingga mampu berdaya saing atau justru sebaliknya dengan hanya bertahan dengan pola dan tradisi masa silam.

Dampak Revolusi Industri

Mengutip hasil penelitian dari McKinsey pada tahun 2016 bahwa dampak dari digital technology menuju revolusi industri 4.0 pada lima tahun kedepan akan ditemukan 52,6 juta jenis pekerjaan yang akan mengalami pergeseran atau hilang dari muka bumi.

Hasil penelitian ini menyiratkan pesan bahwa masyarakat yang masih ingin memiliki eksistensi diri dalam kompetisi global harus mempersiapkan mental dan skill yang mempunyai keunggulan kompetitif (competitive advantage) dari lainnya.

Jalan utama mempersiapkan skill yang paling mudah dilakukan adalah dengan berperilaku baik (behavioral attitude), meningkatkan kompetensi diri dan memiliki semangat literasi. Kesiapan diri tersebut dapat dilalui dengan jalur pendidikan dan konsep diri melalui pengalaman bekerjasama lintas generasi dan disiplin ilmu.

Berdasarkan realitas tersebut, maka perlu adanya revolusi di dalam tubuh pendidikan Islam. Pendidikan Islam di era 4.0 perlu untuk turut mendisrupsi diri jika ingin memperkuat eksistensinya. Mendisrupsi diri berarti menyesuaikan diri dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat serta berorientasi pada masa depan.

Dirjen Pendidikan Islam Muhammad Ali Ramdhani dalam pidatonya mengatakan bahwa perlu adanya kemampuan adaptasi agar seorang pembelajar mampu menyelaraskan diri dan berdialog dengan lingkungan strategis di sekitarnya, tanpa kehilangan identitasnya.

Baginya, adaptasi harus menjadi kekuatan untuk memahami, bahwa sebuah lembaga pendidikan harus menghadirkan anak zaman. Mereka yang beribukan waktu berayahkan zaman akan menari bersama zaman untuk menarikan zaman. Dan dalam konteks pendidikan, dinamika zaman hari ini adalah kebutuhan manusia terhadap penguasaan teknologi.

Menciptakan Anak Didik Penguasa Zaman

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline