Lihat ke Halaman Asli

Filateli Membentuk Karakter Bangsa

Diperbarui: 20 April 2018   22:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi Pribadi

Peringatan hari filateli dimeriahkan selama tiga hari berturut-turut di Gedung Filateli Jakarta. Bermula pada 29 Maret 2018 dengan penerbitan prangko Dilan, 30 Maret 2018 dengan musyawarah nasional pertama Komunitas Filateli Kreatif Indonesia (KoFKI). 

Acara puncak ulang tahun PFI (Perkumpulan Filatelis Indonesia) ke-96 dan ulang tahun KoFKI ke-6 yang jatuh tiap 29 Maret dirayakan pada Sabtu, 31 Maret 2018. Hadir dalam pembukaan pameran ini Direktur Pos Ditjen PPI Kominfo Ikhsan Baidirus, Deputi Kepala Bisnis Internasional Perum Peruri Shelvy Arifin, Wakil Walikota Jakarta Pusat Bayu Meghantara, Ketua Umum MURI Jaya Suprana, Kepala Kantor Filateli Jakarta (KFJ) Ida Nurhayati. 

Pembukaan dilakukan oleh Ketua Umum PP PFI, Fadli Zon. Peringatan ini ditandai pula dengan penandatanganan Sampul Peringatan Hari Filateli Indonesia 2018 "Filateli Membentuk Karakter Bangsa" oleh Fadli Zon, Ikhsan Baidirus, Shelvy Arifin, dan Bayu Meghantara.

"Kenapa masih ada filateli sementara kemajuan teknologi luar biasa. Ketika semua serba digital satu masa orang akan menghargi sesuatu yang material, salah satunya benda pos. Filateli  tidak hanya bagi orang yang sudah sepuh, tapi saya bisa melihat di sini siswa-siswa dari sekolah di Bekasi, Jakarta, Depok, dan Bogor. 

"Mereka sekarang bisa menghidupkan klub filateli dan ini luar biasa." Demikian antara lain sambutan yang disampaikan Fadli Zon.

Mengusung tema "Filateli Membangun Karakter Bangsa", kemeriahan ulang tahun ini dilaksanakan dengan lomba filateli kreatif yang diadakan oleh KoFKI. Lomba-lomba tersebut adalah lomba menyusun prangko dan benda filateli; lomba mengarang cerita dengan prangko dan lomba desain kartu pos. 

Peserta lomba berasal dari sekolah-sekolah di Depok, Jakarta, Bekasi, dan Bogor. Lomba filateli kreatif (panel dan instalasi) dipertandingkan untuk umum.

Lomba menyusun prangko dan benda filateli dikerjakan secara berkelompok. Mereka menyusun prangko, Sampul Hari Pertama (SHP) dan benda-benda filateli lain dalam lembar karton yang sudah ditentukan panitia. Antara tema, benda filateli, dan cerita yang diusung harus sesuai. Mereka pun boleh berkreasi dengan ornamen yang mereka ciptakan dalam lembar karto itu.

Lomba mengarang cerita dengan prangko dilakukan perorangan. Siswa diminta untuk membuat judul, menyusun cerita dari beberapa prangko yang ditempelkan pada selembar kertas folio sampai menjadi cerita yang menarik dan mudah dipahami. 

Demikian pula dengan lomba desain kartu pos yang dilakukan secara perorangan. Peserta lomba diminta untuk membuat rancangan gambar kartu pos yang menarik kemudian diberi warna.

Pada kesempatan ini para siswa, baik SD dan SMP diberi kesempatan untuk menulis di atas kartu pos berkaitan dengan harapan yang ditujukan kepada walikota Jakarta Pusat. Beberapa kartu pos terpilih dibaca oleh siswa yang bersangkutan dan langsung ditanggapi oleh wakil walikota.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline