Lihat ke Halaman Asli

Viola Eva Reditiya

Ruang Sendiri

Belajar dari Pepatah Jawa "Suwargo Nunut, Neroko Katut"

Diperbarui: 29 Januari 2021   17:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

bridestory.com

Suku jawa adalah suku terbesar yang berada di Indonesia. Kebesaran suku jawa tak bisa dilepaskan dari sejarahnya. Suku ini terkenal akan tatakrama yang lemah lembut serta sopan santun.

Banyak sekali pembelajaran yang bisa dijadikan role model terutama dari segi pepatah jawa. Sebuah pepatah yang mungkin kebanyakan orang tidak asing jika mendengarnya, "Suwargo Nunut Neroko Katut" .

Pepatah tersebut mengandung nilai filosofi yang adil, jika dilihat dari suatu konteks permasalahan. Misalnya didalam kehidupan ada seorang istri yang harus taat kepada suami itu artinya bahwa ada pahala yang mengalir membersamai istri tersebut. Jika sebaliknya, seorang istri tidak lagi mentaati apa perkataan dari seorang suami itu berarti ada dosa dipundaknya.

Menengok lebih jauh lagi, tentang cerita dari jaman Nabi. Ada seorang raja yang bernama Fir'aun ia mempunyai istri bernama Asiyah. Raja Fir'aun terkenal dengan sikap buruknya, namun Asiyah justru terkenal dengan sikap peduli dan kasih sayangnya.

Asiyah memeluk Islam ketika mendengar cerita tentang Nabi Mus yang berhasil mengalahkan tukang sihir dengan keajaiban mukjizatnya. Ketika mendengar berita tersebut Raja Fir'aun marah besar dan kemudian menghukum istrinya untuk berjemur dengan kedua tangan dan kaki terikat di bawah terik Matahari.

Di tengah siksaan yang sedang ia jalani, Asiyah berdo'a sebagaimana dijelaskan dalam Q.S At-Tahrim ayat 11

"Dan Allah membuat istri Fir'aun perumpamaan bagi orang-orang yang beriman, ketika ia berkata: "Ya Tuhanku, bangunlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam surga dan selamatkanlah aku dari Fir'aun dan perbuatannya dan selamatkanlah aku dari kaum yang dzalim",

Sungguh mulia bukan akhlak dari Asiyah ?

Inilah bukti esensi dari pepatah jawa "Suwargo Nunut, Neroko Katut"

Pelajaran yang bisa diambil, seorang penumpang tergantung kemana nahkoda akan membawanya. Begitupun sebaliknya, seorang Nahkoda tidak akan berangkat ke sebuah tujuan jika tidak ada penumpang yang membersamainya (Viola Eva R)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline