Mohon tunggu...
Viola Eva Reditiya
Viola Eva Reditiya Mohon Tunggu... Penulis - Ruang Sendiri

Banyak orang gagal dalam hidup karena tidak menyadari seberapa dekat mereka dengan kesuksesan ketika mereka menyerah (Thomas Edison).

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Belajar dari Pepatah Jawa "Suwargo Nunut, Neroko Katut"

29 Januari 2021   17:49 Diperbarui: 29 Januari 2021   17:57 5161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Suku jawa adalah suku terbesar yang berada di Indonesia. Kebesaran suku jawa tak bisa dilepaskan dari sejarahnya. Suku ini terkenal akan tatakrama yang lemah lembut serta sopan santun.

Banyak sekali pembelajaran yang bisa dijadikan role model terutama dari segi pepatah jawa. Sebuah pepatah yang mungkin kebanyakan orang tidak asing jika mendengarnya, "Suwargo Nunut Neroko Katut" .

Pepatah tersebut mengandung nilai filosofi yang adil, jika dilihat dari suatu konteks permasalahan. Misalnya didalam kehidupan ada seorang istri yang harus taat kepada suami itu artinya bahwa ada pahala yang mengalir membersamai istri tersebut. Jika sebaliknya, seorang istri tidak lagi mentaati apa perkataan dari seorang suami itu berarti ada dosa dipundaknya.

Menengok lebih jauh lagi, tentang cerita dari jaman Nabi. Ada seorang raja yang bernama Fir'aun ia mempunyai istri bernama Asiyah. Raja Fir'aun terkenal dengan sikap buruknya, namun Asiyah justru terkenal dengan sikap peduli dan kasih sayangnya.

Asiyah memeluk Islam ketika mendengar cerita tentang Nabi Mus yang berhasil mengalahkan tukang sihir dengan keajaiban mukjizatnya. Ketika mendengar berita tersebut Raja Fir'aun marah besar dan kemudian menghukum istrinya untuk berjemur dengan kedua tangan dan kaki terikat di bawah terik Matahari.

Di tengah siksaan yang sedang ia jalani, Asiyah berdo'a sebagaimana dijelaskan dalam Q.S At-Tahrim ayat 11

"Dan Allah membuat istri Fir'aun perumpamaan bagi orang-orang yang beriman, ketika ia berkata: "Ya Tuhanku, bangunlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam surga dan selamatkanlah aku dari Fir'aun dan perbuatannya dan selamatkanlah aku dari kaum yang dzalim",

Sungguh mulia bukan akhlak dari Asiyah ?

Inilah bukti esensi dari pepatah jawa "Suwargo Nunut, Neroko Katut"

Pelajaran yang bisa diambil, seorang penumpang tergantung kemana nahkoda akan membawanya. Begitupun sebaliknya, seorang Nahkoda tidak akan berangkat ke sebuah tujuan jika tidak ada penumpang yang membersamainya (Viola Eva R)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun