Jepang membawa banyak hal baru ketika menginjakan kaki di Indonesia pada tahun 1942, termasuk sebuah janji manis yang Jepang bawa dimana katanya mau membebaskan Indonesia dari jajahan imperialisme Barat. Mereka datang bak "Saudara Tua" yang akan membantu kita tetapi kenyataanya malah seperti janji mantan yang hanya manis diawal tapi ternyata tidak semanis itu. Jepang malah membuat sebuah kontrol yang lebih ketat dengan berbagai iming-iming bahwa akan memerdekakan Indonesia suatu hari nanti. Salah satunya pengaplikasiannya adalah melalui organisasi semi-militer yang melatih pemuda Indonesia yang kemudian diberi nama "Seinendan".
Pada awalnya, Seinendan sendiri dibentuk untuk mendukung kepentingan Jepang dalam perang yang Jepang ikuti yaitu Perang Pasifik. Tapi ternyata tanpa sadar organisasi tersebut malah meninggalkan suatu hal yang berharga bagi para pemuda Indonesia itu sendiri, seperti semangat juang, pendidikan militer, bahkan kedisiplinan. Jika diibaratkan hal tersebut seperti sebuah gym gratis yang memupuk para pemuda yang ikut Seinendan untuk jadi lebih siap dengan masa depan yang akan terjadi, seperti kemerdekaan Indonesia.
Pada makalah kali ini, kita akan membahas sebagaimana Seinendan yang awalnya merupakan organisasi bentukan Jepang menjadi bukan sekedar sebuah organisasi, tapi juga menjadi salah satu pencetus pertama "pendidikan militer" atau bisa dibilang sebagai "sekolah militer" bagi pemuda-pemuda Indonesia yang mengambil bagian dalam bagaimana perjuangan untuk bisa memerdekakan Indonesia.
Seinendan: Sekilas Sejarah tentang sebuah Barisan Pemuda ala Jepang
Seinendan () memiliki arti yang berarti "Korps Pemuda." Tepat pada ulang tahun Kaisar Hirohito, organisasi ini resmi dibentuk oleh Jepang pada tanggal 29 April 1943. Beranggotakan pemuda-pemuda yang berusia sekitar 14-22 tahun, Seinendan sendiri akan melatih para pemuda dalam berbagai aspek yang memiliki kaitan dengan kemiliteran dasar, dan tentunya juga ada unsur kedisiplinan di dalamnya. Jepang mengatakan bahwa Seinendan punya tujuan untuk mendidik, juga melatih para pemuda agar bisa menjaga serta mempertahankan tanah airnya sendiri. Tapi tentu tidak sepenuhnya kayak gitu. Seperti pepatah lama yang mengatakan "ada udang dibalik batu," Jepang memiliki maksud dan tujuan sendiri dibalik semua tujuan dan slogan tersebut. Jepang memiliki kepentingan yang lebih besar, yaitu membuat tenaga kemiliteran cadangan yang akan dipakai buat perang yang Jepang lakukan melawan para sekutu.
Pelatihan yang dialami para pemuda cukup serius. Mereka diajarkan baris-berbaris, strategi perang, dan juga cara bertahan hidup di situasi yang darurat. Jelas para pemuda tidak hanya diajarkan mekanisme yang berkaitan sama perang saja. Mereka juga diajarkan mengenai doktrin "Saudara Tua" yang berkaitan dengan nasionalisme versinya Jepang itu sendiri (Nippon Cahaya Asia).
Seinendan: Pendidikan Militer yang Berfaedah atau sekedar Propaganda?
Jika dilihat dari perspektif Jepang, jelas Seinendan merupakan alat mereka untuk menyebarkan propaganda. Tapi kalau dilihat dari sisi kita dengan pandangan yang objektif, ada berbagai ilmu berharga bagi para pemuda yang didapat dari pelatihan ini, seperti:
1. Kedisiplinan yang Ketat
Latihan yang dilakukan sama sekali tidak main-main. Para pemuda diharuskan bangun pagi bahkan subuh, berbaris yang rapi, pelatihan fisik, dan mengikuti perintah. Jika mereka melakukan kesalahan sekecil apapun, ujung-ujungnya dihukum dengan hukuman fisik. Walaupun keras, para pemuda dilatih untuk dapat mempunyai mental baja yang nantinya berguna dalam proses kemerdekaan.
2. Dasar Keterampilan Militer