Lihat ke Halaman Asli

Tovanno Valentino

TERVERIFIKASI

Hanya Seorang Pemimpi

Reshuffle Kabinet 2021 Terserah Presiden, Tapi Berantas "Mafia" Prioritasnya!

Diperbarui: 28 Oktober 2021   01:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Pelantikan Di Istana Merdeka(Foto: ANTARA FOTO/Akbar Nugroho G

Versi Edited :  Penyempurnaan Susunan dan kesalahan Kata/Kalimat.  Tidak Mengurangi Isi Artikel Asli

Sebelumnya, Disclamer dulu ya. Ini opini saya ,  jadi boleh dong ya?  Bagi yang gak sejalan dan gak sepaham, boleh dong. Bebas!

Selanjutnya tarik napas, kalo kepengen baca sampe selesai. Ini artikel gak ada serinya, langsung disatuin. 

Nah, isu tentang keinginan presiden untuk merombak kabinetnya belakangan ini mencuat lagi. Mulai dari dukungan relawan Jokowi, pengamat politik, hingga hasil suervey Poltracking Indonesia yang menyatakan 59,3 persen responden menyetujui perombakan Kabinet yang dirilis, Senin, 25 Oktober 2021.

Ada yang meramal, bahwa perombakan kabinet akan diberengi dengan  pengangkatan Panglima TNI baru, paling tidak awal November 2021, karena Marsekal TNI Hadi Tjahjanto yang pensiun 1 Desember 2021. Jika ini alasannya, hmm ...relevansinya dimana coba? kalo cuman sebuah ramalam sebagai momentum yang tepat  ya boleh lah, sah-sah saja. 

Ada juga, yang "Meramal" perombangan kabinet akan dilakukan  menunggu PPKM selesai lebih dulu, sehingga para menteri bisa maksimal. Kapan itu? Memang selama PPKM, para menteri gak bisa bekerja secara maksimal?

Saya pake kata "Ramalan" saja ya,  karena saya lebih percaya pernyataan langsung secara resemi oleh Presiden, bukan dari juru bicara Kepresidenan sekalipun. Wacana tinggal wacana, jadi apa gak, kapan itu, hanya Presiden yang tahu, harusnya Beliau gak bisa di dikte!

Jika berbiaca apakah ada signal resufle dari Presiden, yang secara langsung menunjukan keinginannya merombak kabinetnya? Saya belum dapat yang lain, tapi bisa analisa  ketika pidato arahannya pada sidang kabinet paripurna di Istana Negara, Jakarta, Kamis 18 Juni 2020, yang kemudian rekaman pidato tersebut diunggah Sekretariat Presiden pada Minggu 28 Juni 2020.

Melalui pidato "keras", yang diterjemahkan Presiden marah-marah dan menegur keras jajaran menterinya yang ia sebut belum satu perasaan, terhadap adanya sense of crisis di Indonesia akibat Covid-19. 

Pada saat itu Ia menuding tak ada progres signifikan yang dibuat para menterinya dalam menanggulangi pandemi ini. Dalam pidato inilah jelas, Jokowi mengancam akan membubarkan lembaga atau mereshuffle kabinetnya jika diperlukan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline