Lihat ke Halaman Asli

Rupiah Melemah, Petani Cerah

Diperbarui: 12 September 2018   07:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Dulu ditahun 1998 an terjadi krisis moneter di Indonesia,rupiah anjlok terhadap dollar AS,dimana mana orang bicara soal krisis.

Petani atau pekebun di Sulawesi Tenggara heran dan bertanya tanya soal krisis, apanya yang krisis? bila yang dimaksud dengan krisis adalah nilai rupiah yang anjlok,petani tersebut lebih pilih krisis.

Mengapa?sebab harga hasil perkebunan meningkat, cengkeh naik, coklat naik, lada naik, merica naik akibatnya petani jadi kaya raya.

Mereka beli kulkas besar besar hanya untuk dijadikan lemari, sebab dikampungnya belum ada listrik, beli mobil, beli motor baru dan sebagainya.

Artinya apa? tidak selamanya pelemahan rupiah itu berdampak buruk,bahkan dalam jangka panjang bila disikapi secara positif justru memberi dampak bagus.

Caranya merubah perilaku dari budaya konsumtif menjadi budaya produktif, dari budaya boros menjadi budaya hemat, dari budaya malas menjadi budaya rajin kerja, rajin menabung dan sebagainya.

Perubahan perilaku berikutnya adalah untuk selalu mencari baiknya pihak lain dan disaat yang sama berusaha mencari jeleknya diri sendiri.

Kebiasaan menyalahkan pihak lain dikurangi kalau memungkinkan dihilangkan sama sekali,diganti dengan mencari benarnya pihak lain.

Terkhusus terkait dengan pelemahan rupiah yang memang sejak dulu selalu terjadi,bisa diambil hikmahnya,caranya disesuaikan dengan kondisi yang ada dan kemampuan yang dimiliki.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline