Lihat ke Halaman Asli

Urip Widodo

Write and read every day

Melawan Kasih Sayang Ibu

Diperbarui: 25 April 2022   10:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber: asianmuslimdotcom

Siapa yang tidak kenal Mushab bin Umair?

Seantero Makkah pasti mengenalnya, karena tidak ada orang sepertinya. Tidak ada duanya.

Setiap kedatangannya akan diketahui orang-orang walaupun dia masih berjarak beberapa meter. Sebelum tiba di sesetempat, parfum mahalnya telah memberitahu orang-orang bahwa Mushab bin Umair akan datang.

Terlahir dari suku paling terhormat di Quraisy, Hisyam bin Abdu Manaf, Mushab bin Umair hidup dalam keberlimpahan. Pakaian dan asesoris yang membalut tubuh kekarnya menambah gagah wajahnya yang tampan.

Sikap pemberaninya menjadi poin tambahan bagi gadis-gadis Makkah untuk memimpikannya jadi pendamping hidup, atau para orang tua yang menginginkannya jadi menantu.

Rasulullah Saw pun sempat memberi pujian padanya.

"Aku tidak pernah melihat orang yang lebih bagus potongan rambutnya di Mekkah ini selain rambut Mush'ab bin Umair".

Dan, satu poin lagi keistimewaan Mushab bin Umair adalah dia sangat sayang dan hormat pada ibunya. Kapan pun ibunya memanggil, dia akan berlari menghampiri. Apa pun yang ibunya pinta, dia akan segera memberikan. Seolah tidak ada manusia di dunia yang harus dia jaga, dia hormati, dia sayangi, selain ibunya.

Kecintaan kepada ibunya berbalas. Dia pun jadi anak kesayangan ibunya. Apa pun yang diminta Mushab, ibunya pasti mengabulkannya.

Namun, hidayah bagai air hujan yang tercurah dari langit. Ia akan menempati wadah yang siap menampung. Sebesar apa pun wadah, kalau tertutup, air hujan tidak masuk. Hati Mushab bin Umair bagai wadah yang terbuka lebar saat hidayah dari dakwah Rasulullah memenuhi langit Makkah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline