Lihat ke Halaman Asli

Kisah Seorang Ibu yang Bekerja sebagai Tukang Cuci Keliling untuk Membantu Pendapatan Suami

Diperbarui: 13 April 2024   09:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. pribadi

Ibu Eni Yuningsih adalah seorang wanita berusia 42 tahun yang bertempat tinggal di Kelurahan Sungai Jawi,Kota Pontianak. Ibu Eni memiliki dua orang anak. Pendidikan terakhir Ibu Eni adalah Sekolah Dasar. Ibu Eni bekerja sebagai tukang cuci keliling dari rumah ke rumah di daerah Suwignyo. Ibu Eni mendapatkan upah sebesar Rp 100.000/bulan untuk satu rumah. Biasanya pendapatan total Ibu Eni sebesar Rp 800.000 per bulannya. 

Ibu Eni mendapatkan bantuan bedah rumah dalam bentuk uang dari pemerintah sebesar Rp 7.500.000. Seharusnya bantuan bedah rumah tersebut sebesar Rp 15.000.000, tetapi dana tersebut dipotong oleh orang yang menjadi perantara. Ibu Eni juga mendapatkan bantuan sosial seperti Bantuan Pangan Non-Tunai sebesar Rp 200.000/bulan dan PKH sebesar Rp 750.000/3 bulan. Ibu Eni sangat terbantu dengan adanya bantuan tersebut. Jika sedang sakit, Ibu eni biasanya berobat di Puskesmas dengan BPJS. 

Rumah yang ditempati Ibu Eni adalah rumah milik pribadi yang memiliki luas 6x6 meter, dengan dinding dan lantai terbuat dari semen dan atap dari seng. Jumlah ruangan dalam rumah Ibu Eni sebanyak 5 yang terdiri dari 2 kamar, 1 ruang tamu, 1 dapur, dan 1 wc. Jumlah orang yang tinggal di rumah Ibu Eni ada 7 orang yang terdiri dari anak, menantu, dan cucunya. Dalam rumah tersebut terdapat 2 kepala keluarga. Kendaraan yang dimiliki oleh Ibu Eni hanya 1 unit motor yang biasa ia gunakan sebagai alat transportasinya untuk bekerja. Jika motor tersebut rusak, ia terpaksa berjalan kaki dengan jarak yang sangat jauh.

Penerangan di rumah Ibu eni menggunakan listrik pra-bayar yang memiliki daya sebesar 900 VA. Dulu, Ibu Eni mendapatkan subsidi, tapi sekarang sudah tidak lagi. Dengan adanya subsidi, listrik pra-bayar sebesar Rp 20.000 biasanya bertahan hampir sebulan, tapi semenjak tidak ada subsidi, Rp 20.000 hanya bertahan paling lama 3 hari saja. Sumber air minum keluarga bu eni adalah air galon, lalu sumber air mandi dan mencuci piring serta pakaian menggunakan air sumur dan air ledeng. Untuk tempat mandinya sendiri menggunakan WC pribadi dan untuk tempat BAB menggunakan WC pribadi dengan septictank

'Wawancara dan Observasi ini dilakukan di bulan Februari-Maret 2024"




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline