Lihat ke Halaman Asli

Umar wala

Tehoru

Momentum Hari Lahir Pancasila, Pemuda Negeri Tehoru, San Kako San (Satu Lia Satu) Bakti Sosial di Tengah Pandemi Covid-19

Diperbarui: 1 Juni 2020   17:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gerakan Bakti Sosial Pemuda Negeri Tehoru, San Kako San (satu Lia satu). Dokpri

Kami buktikan kepada Maluku bahwa dengan gotong royong dan solidaritas Pemuda di Tehoru bisa melewati krisis pandemi dengan bakti sosial.

Tidak hanya gotong royong, kami juga mengingatkan kepada masyarakat khususnya generasi muda untuk terus menjaga persatuan dan kesatuan.

Untuk mencintai setiap simpang, pantai bahkan gunung di tanah ini, Kami harus tetap memilih sadar, untuk tidak saling berharap, untuk tidak saling menunggu tetapih mulai kesadaran dari setiap orang dengan budayakan tidaj harus ada perintah tapi hal untuk memunggul sampah itu datang dari hati, dari setiap orang dengan kesadaran penuh.

Bahkan sebagian besar masyarakat di sepanjang pesisir selatan hidup dan bergantung pada laut. Ada banyak sampah plastik yang berserakan di pantai.
Hal itu menghancurkan rumah biota laut. Dulu biasa, setiap pagi sore ikan biasa terdampar di pesisir Pantai tetapih sakarang jangankan ikangl, Fotok yang biasa di sapa masyarakat Tehoru itu tidak lagi ada lagi sama sakali.

Maka tugas kepedulian yang di anggap sebagian besar masyarakat adalah hal yang membuang-buang waktu merupakan sebuah kesadaran awal dalam menjaga keberlangsungan hidup antara kami dengan laut. Hal itu juga menjaga siklus hidup antara kami dengan generasi kedepan.

Kami buktikan kepada Maluku bahwa dengan gotong royong dan solidaritas Pemuda di Tehoru bisa melewati krisis pandemi dengan bakti sosial.

Tidak hanya gotong royong,kami juga mengingatkan kepada masyarakat khususnya generasi muda untuk terus menjaga persatuan dan kesatuan.

Untuk mencintai setiap simpang, pantai bahkan gunung di tanah ini, Kami harus tetap memilih sadar, untuk tidak saling berharap, untuk tidak saling menunggu tetapih mulai kesadaran dari setiap orang dengan budayakan tidaj harus ada perintah tapi hal untuk memunggul sampah itu datang dari hati, dari setiap orang dengan kesadaran penuh.

Bahkan sebagian besar masyarakat di sepanjang pesisir selatan hidup dan bergantung pada laut. Ada banyak sampah plastik yang berserakan di pantai.
Hal itu menghancurkan rumah biota laut. Dulu biasa, setiap pagi sore ikan biasa terdampar di pesisir Pantai tetapih sakarang jangankan ikangl, Fotok yang biasa di sapa masyarakat Tehoru itu tidak lagi ada lagi sama sakali.

Maka tugas kepedulian yang di anggap sebagian besar masyarakat adalah hal yang membuang-buang waktu merupakan sebuah kesadaran awal dalam menjaga keberlangsungan hidup antara kami dengan laut. Hal itu juga menjaga siklus hidup antara kami dengan generasi kedepan.

Tehoru, Maluku Tengah. Dokpri




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline