Lihat ke Halaman Asli

ulya fauziah

mahasiswa

Novel Fiksi Membosankan, Emang Iya?

Diperbarui: 7 November 2021   00:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto: Dokumentasi Pribadi

Sebelumnya, apa sih yang dimaksud fiksi? Fiksi merupakan karya berdasarkan imajinasi si penulis. Jadi cerita fiksi bersifat tidak nyata. Buku fiksi sangatlah imajinatif, tulisan yang terkandung dalam buku fiksi belum tentu benar-benar terjadi dalam kehidupan nyata. 

Buku fiksi memiliki sistematika yang cenderung bebas dibandingkan buku-buku non fiksi. Maka dari itu, buku fiksi isinya tentang pengekspresian diri si penulis. 

Baik berupa tulisan maupun penyusunan kata-kata dalam buku. Buku fiksi cenderung melibatkan emosi pembaca, dan gaya bahasanya pun lebih bebas agar para pembaca mudah memahami alur cerita.

Contoh buku fiksi yang saya baca adalah novel bergenre romance. Di dalam novel fiksi tersebut kebanyakan menceritakan tentang pemeran utama beserta bermacam-macam klimaks, dan juga bermacam-macam ending

Suatu waktu teman saya pernah berkata "Kamu kok baca novel terus sih? Genrenya romance lagi, alay tau!". Padahal pada setiap novel yang saya baca, selalu memberikan banyak sekali pelajaran atau wawasan. Entah itu kita ambil dari awal cerita, klimaks, ataupun ending.

Awalnya saya tidak memiliki ketertarikan untuk membaca buku. Apapun itu. Tetapi, karena di waktu luang saya selalu membaca novel online, akhirnya saya ketagihan membaca hingga sekarang. 

Dan saya pun sudah mengumpulkan beberapa novel yang cerita disusun dengan gaya bahasa yang apik. Saya selalu menyukai ending pada setiap novel yang saya baca, benar-benar mengagumkan dan tidak terduga atau biasa dibilang "plot twist" banget. 

Penulis benar-benar mengekspresikan semua imajinasinya ke dalam buku. Sehingga saya sebagai pembaca sangat dibuat tertarik dengan kisah-kisah yang dibuat. Bahkan pada beberapa novel saya dibuat tertawa, bahkan sampai menangis.

Adapun satu novel yang membuat saya benar-benar berkesan. Dengan judul Kudasai karya Brian Khrisna. Dalam novel memiliki alur yang tidak terduga. Pada saat membaca selalu dibuat tertawa, menangis, dan penasaran dalam satu waktu. 

Klimaks cerita berada di tengah-tengah cerita. Gaya bahasanya pun selalu menarik dan mudah dipahami. Bahkan buku ini memiliki 444 halaman, tetapi terasa kurang. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline