Lihat ke Halaman Asli

Ulil Lala

Deus Providebit - dreaming, working, praying

Bila Pekerjaan Sampingan Lebih Menjanjikan

Diperbarui: 9 April 2021   02:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi meja kerja berantakan. (sumber: flickr/alancleaver via kompas.com)

Kebutuhan hidup tak pernah bisa diajak kompromi. Bisa saja seseorang irit uang belanja, namun bagaimana dengan kebutuhan pulsa listrik, pulsa hp, jaga malam, cicilan rumah, kreditan motor, uang sekolah, iuran BPJS dan masih banyak lagi. 

Semua itu tetap perlu dan mau tak mau harus dipenuhi betapapun kondisi finansial belum bisa menutup semuanya sekaligus.

Bekerja di instansi swasta dengan gaji yang masih dibawah UMK tetap setia dilakoni sebagai pekerjaan utama, apalagi kala status sudah tetap dengan peluang kenaikan gaji secara periodik, akan sayang bila harus ditinggalkan.

Banyak orang akhirnya memilih untuk menambah jam kerjanya dengan mencari pekerjaan sampingan sebagai sumber income tambahan. 

Pagi jadi guru, siang jadi ojek online. Kerja utama bak eksekutif tampilannya, sore hari ganti seragam waiters. Tidak ada gengsi toh legal, tidak ada malu, kan halal. 

Sangat beruntung bila pekerjaan sampingan itu tak menyimpang jauh dari pekerjaan utama, namun kembali pada mana dulu yang bisa diraih dan tak menambah beban pikiran serta hasil yang tetap dapat dimanfaatkan.

Seorang kawan pernah mengatakan bahwa pamannya seorang kepala sekolah menengah negri, namun pekerjaan yang menjadi andalan utamanya bukan dari jabatannya, namun dari hasil menggarap sawahnya.  

Jabatan kepala sekolah yang harusnya menjadi pekerjaan utama, justru dikalahkan dengan pekerjaan sampingan sebagai petani. Namun tetap dong, pekerjaan utama dilaksanakan dengan baik.

Lain halnya seorang tenaga administrasi di kantor swasta yang gaji serta karier tidak ada peningkatan. Dia lebih berfokus kepada usaha-usaha sampingan yang mempunyai hasil jauh lebih banyak dibanding dengan pekerjaan utamanya. Akibatnya justru malah sering mangkir dari tempat kerja.

"Hanya kerja dalam 7  hari, modal mulut doang, tapi hasilnya setara dengan saya kerja di sini selama enam bulan." Ungkap seorang kenalan yang bekerja sebagai guru dengan kerja sampingan jadi makelar.

Dari contoh kejadian di atas, fakta uniknya adalah tidak ada satupun diantara mereka yang rela atau mau melepas pekerjaan utama kendati sudah sangat sukses di pekerjaan sampingan. Mengapa?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline