Lihat ke Halaman Asli

Terbang Perdana Batik Air Jayapura-Jakarta

Diperbarui: 24 Juni 2015   12:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tanggal merah, hari libur, ada keinginan untuk pulang kampung. Singkat certia setelah memilih dan membandingkan harga beberapa maskapai penerbangan saya mendapatkan ada nama Batik Air. Dengan penawaran harga yang lumayan oke ditambah saya pernah dengar kalau batik air merupakan penerbangan full service akhirnya saya ambil Batik Air Jayapura Jakarta dengan penerbangan non stop (asik! g pake transit).

Booking sampai pembayaran berlangsung lancar, copy tiket jg langsung sampai ke email saya, hanya ada permasalah di fasilitas web check in sehingga ya saya harus check in manual di bandara pada hari H. Agak kecewa juga karena kondisi check in di bandara sentani bisa dibilang semrawut, dari maslaah petugas check in yg lambat, penumpang yang memaksa bawa bagasi berbahaya sampai porter bandara yang meneyerobot.

Hari H, pagi-pagi saya sudah sampai di Bandara Sentani. Agak mengejutkan ada beberapa spanduk yang menyebutkan bahwa batik air yang akan saya tumpangi hari ini merupakan penerbangan perdana untuk rute Jayapura Jakarta, wow, sepertinya bakalan seru nih.

Masuk bandara, saya menuju deretan counter check in dan langsung mencari meja Batik Air yang ternyata belum ada, ah mungkin karena saya kepagian jadi saya duduk-duduk saja dulu. Setelah pesawat lion air terakhir siap terbang barulah check in untuk Batik dibuka di meja tempat Lion Air tadi, ada beberapa staff yg berdiri di kanan kiri antrian chek in, bebrapa penumpang ada yang menyempatkan bertanya2 dan dijawab dengan lugas. Yah semoga seterusnya seperti ini, alias bukan karena promosi perdana saja.

Proses check in tidak ada maslaah. Masuk ke waiting room, saya diberi tahu petugas kalau pesawat agak telat tiba dari Jakarta, terlambat 15 menit, pesawat Boeing 737 seri 800NG dengan logo dan tulisan Batik  mendarat dan parkir di dekat Gate 3, sehingga bisa terlihat oleh penumpang.

Pesawat itu masih benar-benar baru, cat putihnya masih begitu cemerlang, hampir belum ada tanda bekas terpaan angin ataupun noda dan cacat. Interiornya menggunakan konsep aero dari Boeing yang terbaru yang berkesan luas dan elegan. Disambut dengan pramugari ramah yang menggunakan seragam bergaya kebaya berwarna putih.

Tempat duduknya luas dan empuk, berbahan kulit dengan aksen berwarna merah, di hadapan ada layar kapasitif berukuran sekitar 7 inch yang menampilkan kata sambutan dengan beberapa bahasa. Ada slot usb dan earphone plug di bawahnya.

Proses take off berjalan lancar, tidak beberapa lama In Flight Entertainment pun bisa digunakan, walaupun pilihan film tidak terlalu banyak tapi yang tersida lumayan bagus. Saya menggunakankan earphone saya sendiri dan langsung colok, berfungsi dengan baik, walaupun tidsk lama setelah itu ada pengumuman bahwa menggunakan earphone pribadi tidak diperbolehkan, dan kalau mau pake earphone harus beli dengan harga 25ribu. He? Aneh banget, tapi cuek ajalah :)

Menu hidangan memang belum selezat di maskapai lain, pramugari juga sepertinya masih canggung dan agak lambat dalam membagikan dan melayani penumpang, mungkin masih kurang terbiasa. Satu makan utama dan 1 snack jadi menu di penerbangan itu.

5 jam 40 menit total di udara akhirnya saya mendarat dengan mulus di bandara Soekarno Hatta, dan pesawat parkir di areal parkir terminal 3. Bersyukur kepada Tuhan Saya sudah selamat sampi tujuan, ada rasa senang dengan penerbangan dengan batik air hari ini.

Bukan Tanpa Cela
Ada insiden yang menurut saya sebenarnya kurang perlu terjadi. Yaitu adanya acara "seperti seremoni" yang dilakukan ketika pesawat baru tiba. Ada rombongan orang berbaris dan naik turun pesawat serta berulang ulang berfoto di atas tangga. Alhasil jadwal semula boarding pukul 8.15 harus molor sampai 9.30, beberapa penumpang yang melihat kejadian itu ada yang mulai bertanya-tanya sampai ada yang naik pitam dam berteriak kepada petugas darat kapan penumpang akan dipersilahkan naik. Petugas itu hanya bisa tersenyum kecil.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline