Lihat ke Halaman Asli

S Aji

TERVERIFIKASI

Nomad Digital

Wajah Fana

Diperbarui: 21 Juni 2022   07:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: pixabay.com

Ketika senja terdampar di wajahmu,
kau sedang tertidur dengan bintang pucat
di kelopak matamu.

Setiap senja tiba, wajahmu bakal berwarna jingga
tapi kini tidak lagi utuh. Seperti negeri diamuk perang.

Wajahmu tidak lagi akrab dikenali.
serupa lukisan rusak
lansekap yang meledak.

Sesuram langit retak
dan pantai yang luluh lantak.
Berantakan dan sengsara.

Wajahmu tak bisa lagi bersedih.

Wajahmu itulah nyala api dari semua yang ingin kau hangatkan
tapi terlanjur dijadikannya abu.

Wajahmu itulah gua tua yang ingin menghisap segala gelap,
namun tak mampu menunda waktu.

Wajahmu itulah kata-kata yang bersikukuh mencakar langit,
menolak dimakan fana. Tapi cuma bisa berdesis.

Wajahmu adalah kesedihan yang tersimpan rapi dalam dada seorang bapak yang tabah.

Dalam penderitaan yang panjang, dia menyucikan
yang tak boleh diratapi, walau tak mampu diakhiri.

[Kaki Klabat, Juni 2022]




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline