Dalam dua tahun terakhir, hampir setiap pagi saya melewati sebuah lahan luas di kawasan Jalan Jenderal Sudirman, Enggal, Bandar Lampung. Arah itu memang menuju sekolah anak saya.
Dulu, lokasi itu identik dengan lapangan tempat lomba-lomba, bahkan area parkir dadakan ketika ada acara besar di sekitar sana. Tidak ada yang menyangka, tanah yang tampak biasa itu kini menjelma menjadi sebuah bangunan megah yang siap diresmikan: Masjid Raya Al-Bakrie Lampung.
Kontrasnya terasa sekali. Dari sekadar tanah lapang yang sering terabaikan, kini berdiri sebuah masjid berarsitektur modern dengan sentuhan budaya Lampung. Jika dulu orang melewatinya sambil lalu, sekarang hampir semua mata menoleh kagum.
Peresmian Bersejarah
Hari ini, Jumat, 12 September 2025, Masjid Raya Al-Bakrie resmi dibuka. Masyarakat diundang untuk hadir dalam Salat Jumat perdana, yang diikuti langsung oleh Menteri Agama RI Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, M.A dan Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal.
Bagi warga Lampung, ini bukan sekadar acara seremonial. Ada rasa bangga, karena akhirnya kota ini punya masjid raya baru yang bisa menjadi ikon sekaligus pusat aktivitas umat.
Usai peresmian, ribuan jamaah memadati Masjid Raya Al-Bakrie untuk melaksanakan Salat Jumat perdana. (Foto:Prima Imansyah Permana/radarlampung)
Dari "Bakrie untuk Negeri" untuk Lampung
Masjid ini berdiri berkat kontribusi Bakrie Untuk Negeri melalui LAZNAS Bakrie Amanah yang bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Lampung.
Dibangun di atas lahan lebih dari 2,2 hektare, masjid ini memiliki luas bangunan 12.000 meter persegi dan mampu menampung hingga 12.000 jamaah.