Lihat ke Halaman Asli

Tuhombowo Wau

TERVERIFIKASI

Penulis

Maluku Utara: Dari Sunyi ke Sorotan Dunia

Diperbarui: 30 September 2025   23:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kolase gambar: Gubernur Maluku Utara Sherly Tjoanda dan Peta Provinsi Maluku Utara | Sumber: Jawa Pos dan Ayo Bandung

Dulu, Maluku Utara hanya dikenal sebagai gugusan pulau di timur Indonesia, dengan laut biru dan desa-desa nelayan yang tenang. Kini, nama provinsi ini mencuat ke panggung nasional dan bahkan global. Bukan karena pariwisata, bukan pula karena rempah-rempah seperti di masa lalu, melainkan karena satu kata yang menjadi mantra baru ekonomi dunia: nikel.

Dari sebuah wilayah yang nyaris sunyi, Maluku Utara menjelma menjadi sorotan utama, mencatat pertumbuhan ekonomi tertinggi di Indonesia, bahkan hingga menembus 32,09% pada Kuartal II 2025.

Di tengah perlambatan ekonomi global dan laju pertumbuhan nasional yang stabil di kisaran 5%, Provinsi Maluku Utara berdiri sebagai anomali yang mencolok. 

Grafik pertumbuhan ekonomi "Provinsi 10 Besar" tertinggi di Indonesia pada kuartal II Tahun 2025 | Sumber: Bacakoran.co/BPS

Dengan angka PDRB yang secara rutin menembus 30% (mencapai puncaknya hingga 32,09% pada Kuartal II 2025), Maluku Utara telah melampaui provinsi lain, menjadikannya laboratorium utama keberhasilan dan kegagalan dari kebijakan ekonomi Indonesia.

Kisah pertumbuhan Maluku Utara adalah kisah yang cepat, panas, dan didominasi oleh satu kekuatan tunggal: nikel.

Mesin Penggerak Tunggal: Revolusi Hilirisasi
Jauh sebelum angka-angka pertumbuhan fantastis ini tercetak, fondasi ekonomi Maluku Utara mengalami pergeseran tektonik. Pemicunya adalah keputusan pemerintah Indonesia untuk melarang ekspor bijih nikel mentah. Keputusan ini memaksa investasi untuk masuk dan membangun pabrik pengolahan di dalam negeri, sebuah proses yang dikenal sebagai hilirisasi mineral.

Maluku Utara, dengan cadangan nikel yang melimpah, langsung menjadi primadona. Wilayah-wilayah terpencil seperti Weda Bay di Halmahera Tengah dan Pulau Obi menjadi tujuan investasi triliunan rupiah untuk pembangunan fasilitas smelter raksasa.

Smelter High Pressure Acid Leaching milik PT Halmahera Persada Lygend, Pulau Obi | Sumber: HARITA via KOMPAS.com

Dampaknya langsung terlihat di struktur ekonomi. Sektor Industri Pengolahan dan Pertambangan bukan hanya meningkat, tetapi mendominasi. Keduanya menjadi motor yang sangat kuat, memproduksi ferronickel dan bahan baku baterai yang diekspor ke pasar global.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline