Lihat ke Halaman Asli

Tsalis Nur Sholikhah

Penyuka tantangan, Ingin menjadi Setegar Batu Karang, dan banyak memberi manfaat untuk orang-orang.

Hadapi Potensi Megathrust, BPBD Selenggarakan Gladi Kesiapsiagaan

Diperbarui: 20 Juni 2022   17:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Akhir-akhir ini cukup ramai diperbincangkan tentang adanya potensi tsunami 20 meter yang dipicu oleh gempa Megathrust di sepanjang pantai selatan Jawa. Kabar ini ternyata bukan isapan jempol semata. 

Kepala Bidang Informasi Gempa Bumi dan Peringatan Dini tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika ( BMKG), Daryono, mengungkapkan, megathrust bisa diartikan sesuai dengan kata penyusunnya. 

"Thrust" merujuk pada salah satu mekanisme gerak lempeng yang menimbulkan gempa dan memicu tsunami, yaitu gerak sesar naik. Dengan demikian, megathrust bisa diartikan gerak sesar naik yang besar. 

Mekanisme gempa itu bisa terjadi di pertemuan lempeng benua. Dalam geologi tektonik, wilayah pertemuan dua lempeng ini disebut zona subduksi. Sehingga potensi gempa berkekuatan dahsyat itu bisa terjadi kapan saja. 

Sangat disayangkan wilayah Kabupaten Bantul sendiri berada dalam zona ini. Maka itu perlu adanya mitigasi atau upaya pengurangan risiko bencana yang harus dipersiapkan sebaik mungkin karena belum adanya alat yang mampu memprediksi kapan dan dimana akan terjadinya gempa terutama Megathrust.

Berkaitan hal itu, Hari Senin 20 Juni 2022 bertempat di Rumah Dinas Bupati Bantul, Badan Penanggulangan Bencana Daerah menyelenggarakan Paparan Ahli dan Koordinasi dalam rangka Gladi Kesiapsiagaan Terhadap Bencana Gempa Bumi Kabupaten Bantul Tahun 2022. 

Acara ini mengundang banyak pihak terkait seperti BASARNAS, BPKAD, Direktur RS, Satpol PP, Sarlinmas, MDMC, LPBI NU, RAPI, PMI, FPRB, Panewu, Komandan Koramil, Kapolsek, Lurah, Pokdarwis di lima Kapanewon serta kepala dinas di lingkungan Kabupaten Bantul.

Dalam acara ini, kepala BMKG Bapak Ikhsan S.T, M.Si memaparkan banyak hal terkait potensi kebencanaan terutama gempa bumi. Diantaranya adalah Tektonik Aktif Wilayah Indonesia, Segmentasi Megathrust dan Sesar Aktif Peta Gempa 2017, Monitoring Stasiun Geofisika Pusat Gempa Regional VII, Sejarah Gempa yang Merusak Jateng dan DIY, Karakteristik Bahaya Gempa, Sesar Opak, Skenario Kejadian Gempa Bumi dari Sesar Opak  dan Asumsi Dampak, Skenario Kejadian Gempa Bumi dari Zona Subduksi,  dan Empat Zona Aktif Kegempaan.

Menurutnya, Potensi bahaya gempa bumi di Kabupaten Bantul berasal dari eksistensi zona subduksi di selatan Jawa dan sesar darat (Sesar Opak). Adanya peningkatan aktifitas kegempaan di sekitar sesar opak M<5, seiring dengan penambahan stasiun yang dilakukan BMKG (BMKG, 2022). Potensi dampak gempa bumi dari sesar opak dengan M.Max 6.6 di Kabupaten Bantul berkisar VII MMI.

Hal inilah yang memicu BPBD, BMKG dan Pihak -- pihak terkait melakukan kegiatan Mitigasi Kebencanaan sehingga dapat meningkatkan pemahaman serta membangun kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi gempa bumi dan tsunami khususnya wilayah Jawa. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline