Lihat ke Halaman Asli

Tidak Mungkin Mencukur Rambut Sendiri

Diperbarui: 14 November 2017   09:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Ada tebak-tebakan yang tentu saja tidak serius. Tebakan nya begini : profesi apa yang derajat nya paling tinggi di Republik ini? Jawabannya : tukang cukur. Alasannya adalah bahwa tukang cukur bisa dengan leluasa memegang kepala Presiden. Presiden sebagai jabatan yang tertinggi, ternyata masih kalah dengan tukang cukur. 

Bagaimanapun hebatnya tukang cukur ini, tetapi tetap tidak mungkin mencukur kepalanya sendiri. Dia dengan terpaksa harus meminta kawan nya sesama tukang cukur untuk memotong dan merapikan rambutnya. 

Seringkali kita memiliki sikap seperti tukang cukur ini. Sangat pandai mengendalikan orang lain, tetapi ternyata kita tidak pandai menata diri kita sendiri. Kita pandai sekali menasihati orang lain, tetapi diri kita sendiri juga ternyata tidak mampu mengendalikan diri. Tapi masalahnya kita sudah terlanjur merasa mampu dan tidak merasa perlu untuk minta masukan dari orang lain. 

Sebagaimana tukang cukur tadi, apabila kita hanya melihat ke dalam diri kita sendiri, kita akan merasa seolah-olah diri kita sudah baik. Kalau kita hanya sibuk melihat ke dalam diri, kita tidak akan kemana-mana, tidak akan berubah lebih baik. Perlu penilaian dan pendapat dari orang lain yang bebas dari bias subyektivitas untuk menunjukkan kekurangan kita. Orang lain yang bisa membentuk dan mengoreksi diri kita. Kekurangan itulah yang kemudian kita perbaiki. 

Untuk itu, kita harus terbuka terhadap kritik orang lain. Jangan hanya satu orang, kita harus terbuka terhadap banyak orang. Kalau pendapat satu orang juga mungkin masih bisa bias. Kalau pendapat beberapa orang, mungkin lebih obyektif. 

Pada penilaian kinerja pegawai di kantor, ada teori penilaian 360 derajat. Metode ini memungkinkan kita tidak hanya menilai bawahan. Tapi juga bawahan bisa menilai atasannya. Sikap saling menilai ini akan membantu pembinaan hubungan ke depan. Saling terbuka dan saling koreksi. 

Saya jadi teringat pesan dari mantan pimpinan sekaligus mentor saya. Beliau bilang : "kamu harus berteman dengan semua orang, baik orang yang baik kepada kamu dan orang yang benci kepada kamu. Dari kritik dan pujian mereka, kita bisa belajar". 

Manusia memang bukan mahluk sempurna. Sulit sekali masuk menjadi manusia ideal. Tapi setidaknya kita berupaya mendekati kondisi ideal itu. Semoga kita tetap bisa selalu memperbaiki diri dengan mendengar orang lain. 

Semoga kita juga selalu menyadari kekurangan diri kita. Bahwa kita besar dengan masukan orang lain. Ada pepatah yang disampaikan oleh Budha Gautama : your worst enemy is the best teacher. (Try)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline