Gambar Milik Tripviana Hagnese: [Cerbung Episode 9] Goresan Takdi di Atas Kanvas
Episode 9: Pilihan yang Sulit
Sasha merasa hampa. Apartemennya terasa begitu sepi tanpa kehadiran Darius. Kata-kata Darius, "Aku akan kembali, saat kau siap," terus terngiang di benaknya. Di satu sisi, ia merasa dihargai. Darius memberinya ruang, sesuatu yang tak pernah dilakukan orang lain. Tapi di sisi lain, ia merasa takut. Takut jika ia tidak akan pernah siap. Takut jika ia akan selamanya terjebak dalam bayang-bayang masa lalu.
Lukisan Darian kini terasa seperti cerminan dari hatinya yang terbelah. Di mata Darian, Sasha melihat kesedihan yang sama seperti yang ia rasakan. Kesedihan yang tak terlukiskan, yang tersembunyi di balik senyum.
Di tengah kekosongan itu, ponsel Sasha berdering. Nama Adnan muncul di layar. Hati Sasha terbelah. Ia tahu Adnan adalah pelabuhannya, tempat ia bisa merasa aman. Tapi ia juga tahu, ia tidak bisa lari dari perasaannya pada Darius.
Sasha mengangkat telepon. "Halo, Bang?"
"Sasha, kamu baik-baik saja?" tanya Adnan, suaranya terdengar cemas. "Aku meneleponmu berkali-kali, tapi tidak diangkat."
Sasha menghela napas. "Maaf, Bang. Aku hanya... sibuk."
"Aku tahu kamu bohong," jawab Adnan, suaranya melembut. "Aku tahu kamu ada masalah. Ayo, kita ketemu."
Sasha ragu. Ia tahu, bertemu Adnan hanya akan membuat masalahnya semakin rumit. Tapi ia juga butuh seseorang untuk diajak bicara. Ia butuh Adnan, sahabatnya, "kakaknya."