Lihat ke Halaman Asli

Tonny Syiariel

TERVERIFIKASI

Travel Management Consultant and Professional Tour Leader

Mau Jadi "Jet Set", tapi Dapat "Jet Lag"

Diperbarui: 4 November 2020   17:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi jet lag. Sumber: Tess Richards/www.latimes.com

Siapa yang suka traveling atau bepergian? Pasti banyak. Apalagi ke destinasi baru yang unik nan menarik. Tidak heran, gaya hidup ala Jet set pun seakan menjadi tren masyarakat terkini.

Pilihan berwisata pun kian beragam. Baik dari segi destinasi yang dituju, durasi perjalanan, maupun moda transportasi yang digunakan.

Jika bepergian ke destinasi yang jauh, maka transportasi udara sudah pasti menjadi pilihan utama. Dan sering juga menjadi satu-satunya opsi yang tersedia.

Perjalanan dengan pesawat untuk rute jauh kerap begitu lama. Bukan lagi tiga-empat jam, tapi bisa belasan jam. Lalu, dengan durasi seperti itu, pesawat pun akan melintasi rute yang jauh dan menembus zona waktu yang berbeda.

Di sinilah muncul resiko yang selalu ingin dihindari. Apalagi, kalau bukan si "Jet lag".

Jakarta ke Sydney-Australia, misalnya, dapat ditempuh sekitar 7 jam. Dan ada perbedaan waktu 4 jam. Sydney lebih cepat 4 jam dari Jakarta. Apakah bisa kena Jet lag? Bisa saja, meskipun tidak banyak yang mengalaminya.

Namun, bagaimana kalau Anda bepergian ke New York di AS?

Ritme tidur pun dipastikan berubah drastis. Selain rute Jakarta-New York memakan waktu lebih dari 21 jam via satu kali transit di kota lain, juga ada perbedaan waktu signifikan hingga 12 jam.

New York lebih lambat 12 jam dari Jakarta. Artinya, ketika masih jam 06.00 (pagi) di kota berjuluk "Big Apple" itu, di Jakarta sudah jam 18.00 sore.

Maka tidak mengherankan di hari-hari pertama di negara itu, banyak pelancong mengalami ketidaknyamanan (discomfort) akibat kekacauan jadwal tidur yang dikenal dengan nama Jet lag. Jadi, apakah yang disebut Jet lag itu?

Menurut berbagai sumber, Jet lag adalah kondisi psikologis yang diakibatkan terjadinya perubahan ritme sirkadian atau jam biologis, karena sebuah perjalanan cepat jarak jauh dan melintasi beberapa zona waktu. Sedangkan jam biologis kita masih sama dengan zona waktu sebelumnya. Jam biologis biasanya mengontrol kapan kita bangun dan kapan kita tidur

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline