Lihat ke Halaman Asli

Mengkritik Pendukung Naiknya Iuran BPJS dari Selling Point Asuransi

Diperbarui: 18 Mei 2020   12:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber gambar harianhaluan.com

Pada tulisan ini saya hanya ingin mengutarakan sedikit unek-unek saya tentang pro-kontra naiknya iuran BPJS Kesehatan belakangan ini.Seperti kita tahu pemerintah memutuskan untuk menaikkan kembali iuran BPJS Kesehatan.

Kelas I dari Rp 80.000 menjadi Rp 160.000, kelas II dari Rp 51.000 menjadi Rp 110.000, dan kelas III dari Rp 25.500 menjadi Rp 42.000.Untuk kronologis dan dinamika yang terjadi karena kenaikan BPJS Kesehatan ini teman-teman bisa membacanya di berbagai media.

Jadi pada tulisan ini saya mau bersepakat dulu tentang pentingnya asuransi.Sebenarnya bukan hanya asuransi kesehatan yang penting, asuransi jiwa juga penting.Karena kalau kepala keluarga meninggal dunia bagaimana keluarga akan melanjutkan kehidupannya.

Uang santunan yang akan diklaim dari asuransi jiwa inilah yang kelak akan menggantikan pemasukan dari pencari nafkah.Uang santunan itu dapat didepositokan ke bank, sehingga keluarga dapat tetap melanjutkan kehidupannya dan hidup dari keuntungan deposito tersebut.

Sama halnya dengan asuransi kesehatan.Orang yang sangat kaya bisa ludes hartanya saat jatuh sakit karena harus menjual aset-asetnya demi membiayai pengobatan selama dia sakit.

Jadi dalam hal ini asuransi bukan hanya melindungi kesehatan kita, tapi juga aset yang kita miliki.Karena resiko yang harusnya kita tanggung dialihkan pada pihak lain, dalam hal ini perusahaan asuransi.

Maka asuransi sifatnya adalah pengalihan resiko.Lalu bagaimana kalau tidak sakit uangnya hangus dong? Ya hanguslah.Tapi itu ibarat seseorang yang menyewa seorang satpam untuk melindungi rumahnya.

Apakah kalau tidak ada pencuri si tuan rumah merasa rugi sudah membayar satpam? Tentu kan tidak.Ada peace of mind yang dirasakan si tuan rumah.Dia tenang saat harus bepergian, tenang saat akan tidur, dan tak perlu khawatir akan keamanan diri beserta keluarganya.

Kalau kita tidak sakit juga syukur.Karena uang yang kita bayarkan akan disubsidikan untuk menopang biaya mereka yang sakit.Jadi seperti subsidi silang.Jadi ada unsur gotong royongnya juga.

Toh orang yang menyewa satpam untuk menjaga rumahnya tidak berharap rumahnya kecuriankan? Sama halnya orang yang punya asuransi kesehatan tak berharap dia jatuh sakitkan? 

Jadi asuransi itu sifatnya adalah pengalihan resiko, kalau masih sehat orang merasa rugi untuk bayar asuransi, tapi kalau sudah sakit barulah terasa manfaatnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline