Lihat ke Halaman Asli

TJIPTADINATA EFFENDI

TERVERIFIKASI

Kompasianer of the Year 2014

"The Power of Love" yang Menakjubkan

Diperbarui: 9 Januari 2022   20:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumen Pribadi

Yang Jarang Dipahami Orang 

Walaupun cinta tidak  mengenyangkan, tapi hidup tanpa cinta, tak ubahnya bagaikan robot yang bergerak berdasarkan gerak reflek. Seperti yang sudah pernah saya tuliskan, dulu sewaktu masih muda, saya jatuh dari pohon jambu yang tumbuh dipekarangan rumah orang tua. 

Jatuh dengan posisi kepala terlebih dahulu menghujam ketanah . Kepala terasa remuk,namun saya mencoba menguatkan hati dan berdiri serta mencoba berjalan menuju kerumah. Tetapi baru beberapa langkah berjalan,saya tumbang dan tidak sadarkan diri. Saat saya tersadar, saya tidak tahu apa yang telah terjadi, tetapi untuk membuka mata saja sudah tidak mampu. Berbulan bulan saya terbaring dan karena kondisi saya semakin gawat,maka saya diberikan sakramen akhir oleh alm. Pastor Spinnabelli S.X. 

Menurut dokter, bila terjadi mujizat dan saya mampu bertahan hidup ,kemungkinan besar saya akan kehilangan memory, karena geger otak yang parah. Tetapi rasa cinta yang teramat mendalam, menghadirkan semangat dalam jiwa saya untuk terus bertahan dan berusaha untuk sembuh. Tuhan Mahabesar. Saya sembuh ,walaupun sempat mengalami dimensia selama hampir satu tahun.

Dokumen Pribadi

Keracunan dan Harus Dioperasi 4 Kali 

Kelak dikemudian hari,saat saya masih bekerja sebagai Kepala Gudang,saya keracunan. Karena pada waktu dilakukan fumigasi untuk mematikan serangga yang bersarang didalam kopi yang akan diekspor, seharusnya saya tidak boleh berada didalam gudang. 

Tapi karena Petugas yang melakukan fumigasi mungkin yakin saya sudah tahu, maka tidak mengingatkan saya, sehingga saya tetap bekerja hingga sore. Tetapi saat akan  pulang,dari hidung dan mulut saya keluar darah hitam. 

Operasi Pertama di R.S.Yos Sudarso 

Saya dilarikan ke Rumah Sakit Yos Sudarso di Padang dan hasil diagnosa saya keracunan dan pembuluh darah pecah, serta mengalami infeksi,sehingga harus di operasi. Malamnya sehabis dioperasi tetiba saya tidak bisa bernafas. Dokter yang mengoperasi saya dipanggil dan ternyata, tampon yakni kain untuk menghentikan perdarahan telah menyumbat jalur pernafasan saya. Kondisi saya semakin parah dan dirujuk ke Mount Elisabeth di Singapore

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline