Lihat ke Halaman Asli

TJIPTADINATA EFFENDI

TERVERIFIKASI

Kompasianer of the Year 2014

Bagaimana Kami Merawat Cinta agar Awet hingga Sama-sama Menua

Diperbarui: 8 November 2021   20:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Ditulis Berdasarkan Pengalaman Pribadi

Dikala kita masih kecil saat tangan tangan mungil kita dipegang oleh orang tua, rasanya hadir rasa aman dan nyaman dalam hati. Perasaan bahwa diri kita tidak sendiri. Kita berani jalan ditempat gelap karena ada orang tua, entah ayah ataupun ibu yang memeganga tangan kita. Dan saat sudah dewasa, maka gantian yang memegang tangan kita tentu bukan lagi orang tua kita melainkan pasangan hidup atau soulmate kita. Berjalan sambil berpegangan tangan dapat dimaknai "You'll never walk alone " atau "I will always beside you, where ever you go and what ever you do"

Ada bejibun teori bagaimana menyatakan cinta kasih yang tulus terhadap pasangan hidup, tentu boleh saja setiap orang secara bebas memilih prinsip yang sesuai dengan hati nuraninya. 

Boleh jadi apa yang saya tulis disini mungkin akan terasa kuno dan tidak uptodate juga tidak mengapa. Setidaknya bila ada satu orang saja yang merasakan manfatnya dari membaca tulisan ini, saya sudah bersyukur karena berarti tidak sia sialah saya menghabiskan waktu untuk menulis tulisan ini.

Dokpri

Saling Berpegangan Tangan Sejak Menikah Hingga Kini 

Bagi sebagian orang, mungkin tampak aneh bahwa dua orang yang sudak Opa dan Oma masih jalan berpegangan tangan bahkan masih tetap mesra mesraan walaupun didepan anak cucu.  Bagi kami tidak menjadi masalah, karena merasa dengan menjalani hidup seperti ini kami mampu merawat cinta kami hingga sama sama menua

Sentuhan fisik yang menenangkan dapat segera mengurangi stres dan mengurangi beban batin. Meraih tangan orang yang dicintai adalah reaksi alami ketika  merasa cemas dan melakukannya akan menenangkan hati. 

Sewaktu saya terbaring di rumah sakit dengan tangan dan kaki dipasangi infus, saat isteri saya datang dan memegang tangan saya dengan lembut, rasa sakit saya serasa mereda. 

Begitu juga saat saya akan menghadapi operasi untuk ketiga kalinya di Rumah Sakit Mount Elisabeth di Singapore, isteri saya duduk disamping tempat tidur sambil menggengam tangan saya dan berbisik "jangan kuatir ya Koko, Lin doakan koko dengan sepenuh hati." Rasanya hati saya menjadi mantap saat didorong masuk keruang operasi untuk ketiga kalinya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline