Lihat ke Halaman Asli

TJIPTADINATA EFFENDI

TERVERIFIKASI

Kompasianer of the Year 2014

Menulis Adalah Bagian dari Kesenangan Hidup

Diperbarui: 3 Agustus 2021   10:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: internationalwomensday.com

Jangan Sampai Terjerumus  Menjadi :" Penulis Kejar Tayang"

Setiap hari menulis bagaikan Sopir kejar setoran  tentu saja bisa . Misalnya menargetkan diri sendiri,setiap hari minimal 10 judul tulisan terposting. 

Tapi hal yang tidak mungkin dilakukan adalah  menentukan target pembaca. Sekiranya saya bersikap masa bodoh dan terus menulis dengan prinsip :"Pokoknya target 10 artikel setiap hari tercapai"  Mungkin pada awalnya ,masih ada secercah rasa bangga pada diri,karena telah mampu membuktikan,bahwa saya mampu menulis 10 artikel setiap hari. 

Tetapi selang beberapa hari kemudian saya sadar,bahwa akibatnya saya secara tanpa sadar sudah menempatkan menulis sebagai prioritas utama dalam hidup. Saya mulai mengabaikan ajakan isteri untuk berbelanja atau sudah tidak mau lagi olahraga pagi. 

Sejak saat itu,menulis sudah bukan lagi menjadi "obat" bagi diri,tapi sudah berubah wujud menjadi racun yang menodai kebahagiaan dan keharmonisan dalam berumah tangga. 

Ibarat Sopir Kejar Setoran

Kalau kita menyaksikan dibidang kehidupan lainnya,salah satunya adalah kehidupan para Sopir Taksi atau Sopir Angkot,ada istilah "Kejar Setoran" Dan istilah ini bukan hanya sekedar gagah gagahan,melainkan secara de facto ,memang mereka dituntut untuk setor sekian ratus ribu rupiah perhari. Kalau ternyata tidak mampu,maka kendaraan akan ditarik dan berarti ia akan kehilangan mata pencariannya. 

Akibat seluruh pikirannya,terpancang pada kejar setoran,maka secara sadar ataupun tidak,Pengemudi mengendarai kendaraan tanpa memperhatikan rambu rambu lalu lintas,bahkan terkadang mengabaikan keselamatan para penumpangnya. 

Misalnya berhenti ditempat yang sudah ditulis :"DIlarang STOP",ia tetap menghentikan kendaraan bilamana ada calon penumpang berdiri disana.  Tidak jarang,penumpang belum selesai naik,kendaraan sudah dipacu. 

Hal ini sama sekali bukan urusan kita,hanya sebatas sebagai analogi.untuk menggambarkan,seandainya kita menulis karena terintimidasi oleh pikiran kita sendiri,yakni :"Kejar Tayang" 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline