Lihat ke Halaman Asli

TJIPTADINATA EFFENDI

TERVERIFIKASI

Kompasianer of the Year 2014

IP Selangit tapi Akhlak Anjlok, Apa Gunanya?

Diperbarui: 30 Juni 2021   09:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: kompasiana.com

Hindari Diri Dari Kebanggaan Semu

Bangga akan prestasi tentu saja merupakan hal yang sangat wajar. Apalagi bila prestasi itu diperoleh dengan cara berusaha belajar dan bekerja secara maksimal bukan dari hasil nyontek  atau plagiat karya tulis orang lain. 

Kalau kita mau jujur pada diri sendiri dan seyogyanya orang harus jujur pada diri sendiri sebelum bisa jujur kepada orang lain, bahwa setiap prestasi sekecil apapun akan membanggakan. Bukan hanya diri pribadi tapi juga mentransferkan kebanggaan ini pada orang orang terdekat kita. 

Sebagai contoh pengalaman pribadi saya dan isteri, sebagai orang tua sangat bangga saat hadir dalam wisuda putra pertama kami di California State University yang berhasil meraih gelar Master of Science di bidang Computer diusianya yang belum genap 21 tahun. Dan bukan hanya lulus tapi lulus dengan preidikat Magna Cumlaude. Berarti I.P. nya berapa? 

Ada Kebanggaan Yang Lebih Besar

Tetapi ada kebanggaan yang lebih besar, yakni disamping lulus dengan IP yang menyebabkan dirinya meraih predikat "magna cumlaude" sebagai Master of Computer Science, putera kami bukan hanya mengasihi kami sebagai papa mamanya, tapi mengasihi juga keluarganya dan semua orang yang membutukan pertolongannya.

Begitu juga putera kami yang kedua di Jakarta yang juga study di Sacramento dan putri kami yang study di Michigan  Amerika Serikat. dalam perjalanan hidupnya, tidak hanya menyayangi kami sebagai kedua orang tua mereka tapi juga siap membantu orang lain yang membutuhkan tanpa pamrih.

Putrri kami demi untuk ikut berpartisipasi mengumpulkan dana bagi orang yang membutuhkan, ikhlas menggundulkan kepalanya sebagai bukti nyata keikut sertaan dirinya dalam berperan mengumpulkan dana bagi orang yang menderita 

Tulisan ini bukan pamer kebaikan anak anak kami dan juga bukan untuk pamer bahwa putra pertama kami dalam usia belum genap 21 tahun sudah berhasil lulus dengan gelar Msc dengan predikat magna cumlaude. tapi semata mata untuk saling mengingatkan agar janganlah kita terlalu  mendewa dewakan IP. 

Seperti kata Prof. Felix Tani dalam komentarnya: "I.P.K hanyalah bukti bahwa yang bersangkutan telah berhasil menjawab pertanyaan ujian dengan baik. cuma itu saja"  Jadi IPK selangit bukan bukti bahwa Pengerima nya adalah sosok yang sudah berprestasi bagi nusa dan bangsa, sebelum dirinya mampu membuktikan dengan tindakan nyata dan bukan sebatas kata dan irama 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline