Lihat ke Halaman Asli

TJIPTADINATA EFFENDI

TERVERIFIKASI

Kompasianer of the Year 2014

Hemat Tidak Sama dengan Pelit, Benar Nggak Ya?

Diperbarui: 10 November 2020   20:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ket.foto: ke pantai tidak harus duduk di Cafe,bisa bawa kursi sendiri/dokumentasi tjiptadinata efffendi


Tinggal di Australia,Tapi Gaya Hidup Tetap Gaya Indonesia

Kebanyakan orang Indonesia yang datang berkunjung ke Australia untuk tengok anak cucu,baru sebulan sudah tidak betah , Alasan paling banyak adalah "Belanja sebulan di Australia,bisa untuk hidup setahun di kampung halaman"  . 

Salah satunya adalah Pak Tomy (bukan nama sebenarnya) yang tinggal berdekatan dengan kami di Burns Beach. Kalau di jakarta, orang terlalu sibuk untuk sekedar saling menyapa. Buktinya,kami tinggal di Apartement Mediteranean Lagoon di Kemayoran selama bertahun tahun,tapi sesama tetangga tidak saling kenal. 

Paling ,bila kebetulan sama sama duduk di lobi menunggu jemputan,hanya sekedar saling mengucapkan :"Selamat pagi " atau "Selamat sore" dan selanjutnya masing masing sibuk atau menyibukkan diri. 

Bahkan terkadang ,saat berada dalam satu lift,wajah hampir saling menyentuh,tapi hanya sekedar basa basi dan dan kemudian senyap Beda banget bila sesama orang Indonesia saling bertemu di negeri orang,khususnya Australia. Dalam hitungan detik,sudah saling akrab ,bahkan saling bertukar nomor Ponsel. Dan saling bercerita dari hilir ke mudik . Rasanya terasa banget,bahwa kita itu sebangsa dan setanah air. 

ket.foto:makanan bawa dari rumah,/dok pri

Kembali ke Judul

Keluhan yang paling sering kami dengar,termasuk keluhan dari pak Tomy adalah :"Baru  sebulan di Australia,kami sudah menghabiskan lebih dari 2000 dolar  ,yang kalau dirupiahkan ,sudah 20 juta rupiah " ."Bayangkan pak Effendi , kami baru sebulan disini tengok anak mantu dan cucu . 

Pagi mereka sudah keluar. Anak dan mantu kerja dan cucu cucu kami sekolah. Maka kami berdua jalan jalan ke pantai. Minum kopi dan sarapan di Cafe .Aduh,untuk sarapan pagi saja,kami berdua kena 40 dolar. Hanya untuk masing masing secangkir Capucinno dan sepotong kue Belum lagi untuk makan siang.di restoran tepi pantai ,kami menghabiskan hampir  50 dolar. Sehari menghabiskan uang satu juta rupiah,hanya untuk sarapan dan makan siang"

Kami ceritakan,bahwa kami sarapan dirumah dan siang hari,kami bawa makanan dari rumah,untuk dimakan ditepi pantai atau di taman. Kami bawa termos yang berisi kopi. Bukan karena pelit.kami kami ingin hidup berhemat. Kami hanya makan di restoran,bila ada tamu yang datang dari Indonesia atau kami diundang anak cucu, Selebihnya ,kami bawa makanan dari rumah. 

dokpri

Kami Hampir Setiap Hari ke Pantai atau ke Taman
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline