Lihat ke Halaman Asli

Tjatra

Sedang Menulis........

Dahnil Anzar Dorong LDII Jadi Garda Riset Pangan dan Energi

Diperbarui: 27 Agustus 2025   06:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dahnil Anzar Simanjuntak saat menjadi pembicara dalam Sekolah Virtual Kebangsaan LDII di Grand Ballroom Minhajurrosyidin, Jakarta, (Dok.Pribadi) 

Jakarta - Dahnil Anzar Simanjuntak Bongkar Ancaman Kedaulatan Bangsa, Dorong LDII Jadi Garda Riset Pangan dan Energi

Jakarta -- Pemerhati politik pertahanan sekaligus Juru Bicara Presiden Prabowo Subianto, Dahnil Anzar Simanjuntak, memberikan peringatan keras terkait ancaman kedaulatan bangsa Indonesia. Dalam forum Sekolah Virtual Kebangsaan (SVK) LDII yang berlangsung di Grand Ballroom Minhajurrosyidin, Jakarta, Sabtu (23/8/2025), Dahnil menekankan bahwa pertahanan bangsa tidak lagi cukup hanya dengan kekuatan militer.

Menurutnya, ancaman terbesar justru datang dari faktor non-militer seperti ideologi, pangan, energi, dan air.

"Pertahanan bukan cuma soal tank dan senjata. Kalau kita kalah di pangan, energi, dan teknologi, kita bisa kalah tanpa perang," ujar Dahnil di hadapan ribuan peserta SVK.

Dua Titik Ekstrim yang Mengancam Kedaulatan

Dahnil menjelaskan, Indonesia menghadapi dua titik ekstrim yang berbahaya. Pertama, berkembangnya ide bahwa negara tidak penting (agnostik negara). Kedua, radikalisasi agama yang menolak konsep kebangsaan dan menganggap negara sebagai berhala.

Ancaman itu, lanjutnya, semakin kompleks dengan potensi krisis pangan, energi, dan air bersih di masa depan. Ia bahkan menyinggung peringatan Presiden Prabowo pada 2014 yang sudah mengantisipasi ancaman non-militer.

"Survei The Economist 2018 memprediksi AS dan Eropa jauh lebih siap menghadapi krisis pangan 2035. Kalau kita tidak serius, kedaulatan kita bisa goyah," tegas Dahnil.

LDII Dipandang Sebagai Garda Baru

Dalam forum tersebut, Dahnil menaruh harapan besar pada Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII). Menurutnya, pesantren-pesantren LDII tidak hanya berhenti pada pengajaran agama, tetapi juga harus menjadi pusat riset pangan, energi terbarukan, dan teknologi terapan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline