Keunikan tradisi malam satu suro di Yogyakarta

Sudah tidak asing lagi di telinga  dengan  malam satu suro atau 1 Muharram,bagi beberapa orang malam satu suro ini merupakan hari sepesial,khusus nya bagi orang Jawa.banyak pantangan atau larangan pada bulan suro ini seperti tidak boleh mengadakan pernikahan di bulan suro ini Karana bagi beberapa orang mempercayai bawa akan terjadi hal yang tidak di ingin kan juga di larang keluar jauh jauh.bagi orang orang tertentu khususnya orang Jawa saat bulan suro ada tradisi tertentu yang di lakukan di bulan itu khususnya pada saat malam satu suro yaitu tirakatan atau dalam bahasa Jawa "melek wengi" 

Di Yogyakarta tradisi ini masih di langsungkan Samapi sekarang, tradisi ini setiap tahun pasti ada khusus nya pada malam satu suro warga Yogyakarta beserta para abdi kraton akan mengelilingi di sekitar kraton untuk melakukan tradisi tepung gelang.tepung gelang ini di lakukan dengan higmat dan penuh kesakralan Karana saat melakukan prosesi ini orang orang yang mengikuti tepung gelang hanya berjalan seperti arak arakan atau kirap beda nya di prosesi ini tidak boleh berbicara agar tidak merusak kehormatan atau kesakralan dalan prosesi ini. lampu lampu yang di lewati arak arakan ini akan di matikan hanya obor yang menerangi menjadi suasana hening dan penuh kesakralan.

Tradisi ini masih di lakukan Samapi sekarang dan yang mengikuti tidak hanya warga lokal melainkan orang orang pedatang atau turis juga terkadang ada yang mengikuti prosesi ini Karana termasuk prosesi langka Karan hanya di lakukan sekali dalam setahun jadi orang orang berbondong-bondong mengikuti acara ini.prosesi ini tidak hanya di Yogyakarta tapi di daerah daerah lain masih di lakukan Karana sangat sakral bagi orang orang tertentu