.
Ada hal-hal yang cuma bisa kita nikmati dari jauh.
Seperti matahari sore yang jingganya menenangkan,
kita tahu kita gak bisa memilikinya... tapi tetap menatapnya dengan kagum.
Begitu juga kamu.
Aku pernah menyimpan perasaan itu
bukan karena kamu sempurna, tapi karena ada hal di dalam dirimu yang membuatku ingin jadi lebih baik.
Senyummu, caramu bicara, caramu peduli... semua itu terlalu hangat untuk aku abaikan.
Tapi juga terlalu jauh untuk bisa aku miliki.
Aku gak pernah berani bilang secara langsung.
Bukan karena takut ditolak,
tapi karena aku sadar:
rasa ini memang tidak ditakdirkan untuk jadi bersama.
Kadang, cinta gak harus memiliki.
Cukup tahu bahwa kamu bahagia, itu sudah cukup membuat aku ikhlas.
Aku menyukaimu dalam diam,
merawat rasa itu seperti bunga yang hanya aku sendiri yang tahu cara menyiramnya.
Dan meski kamu tak pernah benar-benar tahu,
aku tetap mengagumimu dari kejauhan, dalam diam.
Karena ternyata,
ada cinta yang gak perlu dipaksakan jadi milik.
Ia tetap tumbuh, tetap indah,
meski tidak pernah dipetik.
Dan aku tidak menyesal pernah menyukaimu.
Karena lewat rasa itu, aku belajar banyak hal:
tentang pengendalian diri, tentang ketulusan, dan tentang kekuatan untuk melepas tanpa membenci.
Jadi kalau suatu hari nanti kamu membaca ini,
dan merasa pernah jadi seseorang yang begitu sering kutuliskan
ya, itu kamu.
Yang pernah singgah, tanpa tahu betapa indahnya kamu dalam pikiranku.
Dan meski kamu tak pernah jadi milikku,
aku tetap bersyukur pernah mengenalmu... walau hanya dari kejauhan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI