Lihat ke Halaman Asli

THE SPPTV

Spiritual Perkutut Putih

Legenda Kyai Bantar Angin (Eyang Anomsari) Pepunden Desa Pentur

Diperbarui: 17 Juli 2022   15:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Youtube thespptv17

Dari legenda ini kita dapat mengambil hikmah bahwa dengki, dendam, dan iri hati dapat menghancurkan diri sendiri, bahkan lebih dari itu. Sementara itu, kesabaran, keikhlasan, dan kebaikan hati kepada sesama, mendatangkan pahala dan ketenteraman serta kebahagiaan untuk diri sendiri mau pun orang lain. 

Konon Eyang Anomsari masih dari keturunan dari Kyai Raga Runting yang masih juga kerabat dari Keraton Surakarta. Hal ini masih tidak dapat dibenarkan, karena ketidak ada bukti yang otentik, hanya berdasarkan kisah tuturtinular yang belum bisa diakui kebenarannya. Eyang Anomsari atau lebih dikenal sebagai Kyai Bantar angin merupakan pepunden desa Pentur Simo Boyolali. 

Karena Ketidak Cocokkannya dengan Keraton Surakarta yang saat itu dipimpin oleb Paku Buana IX, Eyang Anomsari pun meninggalkan Keraton dan mendirikan Padepokan didaerah Pentur Kec. Simo BOYOLALI. Dan diwilayah tersebut masih dihuni oleh Keturunannya hingga sekarang. Tidak banyak atau bahkan tidak ada literatur bahkan ketidak adanya tulisan Kisah ini.

Kisah ini hanya diceritakan secara turun-temurun dan hanya mungkin dikatakan legenda saja. Dilihat dari urutan silsilahnya, Eyang Anomsari hidup pada tahun 1874 Masehi diera Pakubuwana IX.

Dibawah pemerintahan Pakubuwana ke IX, Eyang anomsari memilih hijrah dari kerten menuju pentur. Dikisahkan, alasan Eyang Anomsari memilih desa pentur karena asal usul nama Pentur diambil karena letak wilayah Pentur di dataran tinggi sehingga masyarakat bisa melihat dengan jelas daerah sekitar. 

Bila diuraikan secara akal atau nalar memang betul bahwa letak geografi desa Pentur perbukitan dan tidak rata, sehingga lebih tinggi dari desa yang lain di kecamatan simo, dan di desa pentur terdapat gunung kecil. Menurut cerita rakyat, nama Desa Pentur berasal dari Bahasa Arab, yakni fandzur yang berarti melihat. Konon, kata fandzur kali pertama disebutkan oleh salah satu walisongo yang terkemuka di tanah Jawa, yakni Sunan Kalijogo. Seiring berjalannya waktu, terjadi perubahan kata dan penyebutan kata fandzur di masyarakat sehingga nama desa itu lebih dikenal dengan nama Pentur.

Sebelum Eyang Anomsari tinggal dipentur, beliau lebih dulu tinggal di Kerten. Kerten diambil dari salah satu pelayan istana kerajaan di desa Kerten saat ini. Warga itu memiliki nama Ngabehi Selakerten. Warga tersebut sangat populer di komunitas Kerten pada saat itu karena Ngabehi Selakerten memiliki tugas membuat ukiran batu kijing atau batu yang biasa ditempatkan di makam. Disinilah, Eyang Anomsari mendirikan pendopo untuk mengajarkan ajaran Sunan Kalijogo dalam penyebaran Agama Islam dan mendapat gelar Kyai Bantar Angin. Dan makam beliau ada dipemakaman umum bantar angin desa Pentur.

Pernah suat ketika, Eyang Anomsari melihat seekor harimau putih dibawah pohon bambu upas, dengan kesaktiannya Eyang Anomsari mampu menjinakkanya dan membiarkanya tinggal diteras rumahnya. Konon katanya, banyaknya dedemit disekitar bukit pentur membuat orang tidak berani datang kesana. Lalu disuruhlah macan putih itu berdiri dipuncak pentur dan tinggal disana dan akhirnya macan putih itu berubah menjadi gundukan batu.

"Dan orang-orang yang beriman serta anak cucu mereka yang mengikuti mereka dalam keimanan dan pertemukan mereka dengan anak cucu mereka di dalam surga, dan kami tidak mengurangi sedikitpun pahala amal kebajikan mereka setiap orang terikat dengan apa yang dikerjakan. Dan kami berikan kepada mereka tambahan berupa buah-buahan dan daging dari segala jenis yang mereka inginkan." (surat at-tin ayat 21-22).

SERAT SANEPO TELO WIDORO UPAS

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline