Lihat ke Halaman Asli

Meluruskan Sejarah

Diperbarui: 15 September 2017   18:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

- Sumber gambar: Pinterest

"Merdeka lebih merupakan penanda kelahiran sebuah bangsa ketimbang pembebasan suatu bangsa dari penjajahan -- sebuah proses kebebasan yang lahir melalui perjuangan bersenjata yang pada akhirnya disempurnakan dengan deklarasi bersama untuk membentuk sebuah negara yang terdiri dari beberapa suku bangsa bersatu dalam satu bangsa."

Sejak belajar sejarah di bangku Sekolah Dasar, kita selalu diajarkan bahwa negeri kita merdeka dari Belanda yang telah menjajah bangsa Indonesia hampir 350 tahun atau 3,5 abad lamanya. Kata ini seakan masuk dalam memori bawah sadar kita yg seketika menampilkan sebuah potret bahwa betapa kerdilnya bangsa kita dan betapa besarnya bangsa Belanda saat itu. Sejak menerima informasi dan belajar tentang sejarah nasional indonesia, saya termasuk di dalam orang yang meragukan informasi ini.

Pertama, negara penjajah sebagai penguasa tentu lebih besar dibandingkan dengan negera yang terjajah atau setidaknya sama besar. Kedua, negara kolonialis tentu lebih maju secara ekonomi. Mereka juga lebih modern dan kuat secara militer dibandingkan dengan tanah jajahannya. Ketiga, dapat berkuasa selama 350 tahun tentunya bukanlah pekerjaan mudah apalagi menguasai wilayah nusantara yang besarnya hampir 1/5 luas dunia. 

Dibutuhkan kelihaian manajemen tingkat tinggi untuk menjaga stabilitas koloni tetap tunduk dalam penguasaan kolonialisnya. Keempat, negara yang dikuasai hampir 350 tahun pasti hanyalah berisi kumpulan orang-orang terbelakang, budak belian yang memang tidak memiliki sejarah panjang sebagai suatu bangsa. Dari empat poin tersebut, tidak ada satupun yang layak dijadikan dasar untuk menguatkan bahwa Indonesia atau kepulauan Nusantara pernah dijajah selama 350 tahun oleh bangsa Belanda -- sebuah negeri yang luasnya tidak lebih dari seluas pulau Jawa.

Kata "merdeka" sendiri sebenarnya lebih dekat kepada kata "lahir" ketimbang "bebas". Jadi, jika kata merdeka diartikan sebagai bebas, maka tentu sebelumnya bangsa Indonesia ini pernah lahir lalu terjajah dan baru kemudian berjuang hingga akhirnya memperoleh kemerdekaan.

Pasalnya, belum pernah ada kerajaan atau negara Indonesia sebelumnya - saat itu yang ada ialah beberapa kerajaan besar maupun kecil yang tersebar di kepulauan Nusantara yang dahulu pernah dipersatukan di bawah panji kerajaan Majapahit pada saat Raja Hayam Wuruk (1350 -- 1389) dan Mahapatih Gajah Mada.

 Tak hanya itu, nama Indonesia pertama kali diperkenalkan secara luas pada peristiwa sumpah pemuda 1928 dan belum ada teritorial yang menggambarkan secara detail tentang batasan wilayah Indonesia. Indonesia sebagai entitas negara yang memiliki wilayah -- baru "lahir" sejak Proklamasi kemerdekaan dengan luas wilayah yang hampir menyamai wilayah kerajaan Majapahit minus Malaysia, Singapura, Kamboja dan Vietnam. Sebagai negara yang baru lahir, tentunya Indonesia belum pernah mengalami penjajahan sama sekali -- yang dijajah atau tepatnya dikuasai oleh Belanda ialah beberapa wilayah secara sporadis dan terpencar bukan secara keseluruhan, itu pun dalam waktu yang berbeda- beda.

 Kembali ke Belanda (lebih tepatnya VOC) -- negeri tulip ini pertama kali berlabuh di tanah Nusantara pada 1596 di bawah pimpinan Cornelis de Houtman. Sejak saat itu perlahan namun pasti Belanda menguasai satu persatu wilayah Nusantara -- ada wilayah yang dengan mudah jatuh ke tangan Belanda dengan kompensasi bantuan militer dalam pemanfaatan atas konflik internal yang terjadi di kerajaan-kerajaan di Nusantara, namun ada juga yang jatuh karena kalah dalam pertempuran dengan Belanda. Beberapa kerajaan yang tersebar di Nusantara bertempur dengan Belanda berhasil diduduki hingga pada daerah yang paling sulit ditaklukan, seperti Aceh terpaksa menyerah pada 1903.

 Walaupun faktanya seperti demikian, parafrasa tentang Indonesia tanah jajahan Belanda selama 3,5 abad jelas merupakan informasi yang menyesatkan. Menurut saya, penyebaran "memori kolektif" tersebut bertujuan untuk membesarkan nama Belanda sebagai penjajah ketimbang Indonesia sebagai negeri yang terjajah. Sebab, faktanya ialah Belanda memerlukan 126 tahun (sejak 1816 hingga 1942) untuk menaklukan beberapa daerah di Nusantara melalui infiltrasi mliter dan politik pecah belah sebelum akhirnya mereka bertekuk lutut dan menyerahkan wilayah kekuasaannya kepada Jepang pada 1942. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline