Lihat ke Halaman Asli

RTH, Ruang Terbuka Hijau dan Ruang Tempat Hidup Warga Kota

Diperbarui: 1 Juni 2017   00:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“RTH  bukan hanya berarti Ruang Terbuka Hijau –  lebih dari itu ia juga merupakan Ruang Tempat Hidup (RTH) Warga Kota – Melupakannya sama artinya dengan Membawa Kota kepada Kebinasaan”

Bisakah anda bayangkan jika 2/3 paru-paru kita tidak berfungsi dengan baik ?

Apakah 1/3 Paru-paru yang kita miliki cukup untuk menjalankan fungsi bernafas dengan sempurna ?

Sebelum melanjutkan ilustrasi diatas , saya ingin mengajak kita semua untuk mendalami permasalahan kronis yang dihadapi Jakarta saat ini.

Jakarta kota yang luasnya hanya 650 Km2 dan dihuni hampir 10 juta jiwa – memiliki berbagai macam fungsi dan kedudukan : Ibu kota Negara , Pusat Pemerintahan, Pusat Ekonomi, Pusat Aktivitas Politik sekaligus juga  Episentrum Pendidikan,

Jakarta yang dulu bernama Batavia – sesungguhnya tidak pernah di rancang untuk dihuni puluhan juta jiwa – Kota yang termasuk kecil dari segi luas wilayah ini hanya dipersiapkan untuk dihuni 500.000 sd 1.000.000 jiwa oleh Pemerintah Hindia Belanda.

Meledaknya jumlah penghuni Jakarta disebabkan daya tarik ekonomi yang ada di kota ini menjadi magnet bagi pendatang untuk memperbaiki nasib diri dan keluarga mereka – dan ritual ini telah berjalan sejak lama.

Melihat Wajah Jakarta hari ini kita akan dihadapkan pada kenyataan betapa kondisi lingkungan Kota ini sudah berada di level krisis dan perlu Kebijakan yang strategis untuk mengembalikan kembali Kota ini menjadi “Venesia dari Timur “ sebagaimana yang sering digambarkan oleh Sejarawan yang banyak menulis tentang Jakarta.

Saat ini paling tidak terdapat 3 permasalahan Lingkungan Jakarta yang sudah memasuki tahap krisis dan memerlukan penanganan segera.

1. Air Bersih 

Krisis Air Bersih di Jakarta sudah sangat mengkhawatirkan, pasokan PDAM hanya mampu memenuhi 38% kebutuhan warga Kota, pilihan menggunakan air tanah ternyata terhalangi karena 94% air tanah Jakarta tercemar bakteri e-coli, masih terkait air, Intrusi air laut sudah masuk hampir 1/3 wilayah daratan Jakarta dan akan terus bertambah dari waktu ke waktu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline