Lihat ke Halaman Asli

therealkhana

Menulis menyenangkan diri sendiri dan bermanfaat bagi orang lain

Tradisi 'Ater-ater' sejak Zaman Jawa Kuno

Diperbarui: 2 April 2024   10:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: www.pexels.com/cottonbro studio 

Sudah menjadi rahasia umum menjelang akhir Ramadan, kita akan disibukkan dengan menyiapkan oleh-oleh buat tetangga maupun keluarga di kampung. Bentuknya bisa beragam, ada yang menyiapkan baju baru, parcel berupa sembako, maupun yang paling sederhana adalah ampao. Penukaran uang di bank menjadi transaksi yang padat merayap. Berbondong-bondong masyarakat ingin menyemarakkan perayaan hari raya dengan membagi-bagikan rezeki kepada sesama.

Sejarah mengirimkan bingkisan ternyata sudah dimulai sejak zaman Jawa Kuno. Kala itu, tradisi mengantarkan barang dari seseorang ke orang yang lain, baik tetangga maupun keluarga dikenal dengan istilah 'ater-ater'. Dengan masuknya agama Islam di nusantara, terjadi akulturasi dengan budaya yang telah ada sebelumnya. Dalam Islam, kita dianjurkan memperbanyak sedekah dan tidak menimbun makanan. Oleh karena itu, dilakukan penyesuaian dengan tradisi 'ater-ater' dalam hal memberikan bingkisan sebagai sarana bersedekah kepada tetangga maupun yang membutuhkan. 

Menyikapi euforia hari kemenangan, sebaiknya juga tidak berlebihan. Berbagi merupakan bentuk kepedulian antar sesama. Diharapkan semangat kebersamaan dan tepa salira bisa semakin mempererat kerukunan antar umat manusia.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline