Lihat ke Halaman Asli

Penggunaan Simbol Keagaman untuk Menipu Umat: Belajar dari Kasus David Khores dan Shoko Asahara

Diperbarui: 4 Oktober 2017   00:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokumentasi pribadi

Penipuan Rohaniawan Pseudo dengan Menggunakan Simbol -simbol Keagamaan bisa membuat siapa saja yang terpikat Oleh penipuan rohaniawan (pseudo) dengan berbagai Trik rohani rela melakukan apa saja, percaya segala yang diucapkan sang pemimpin kelompok. Mengorbankan apa saja; uang, waktu, energi, kehormatan, dan semuanya. Lupa batasan moral, etika, hukum, termasuk logika.

di Indonesia kita bisa meilhat jejaknya Seperti :  Mangapin Sibuea ( http://news.liputan6.com/.../pgi-ajaran-mangapin-sibuea-menen... ) ( https://m.tempo.co/.../pendeta-sekte-kiamat-akan-menggugat-ba... ) Paulus Tribrata ( Salah satu dari sekian artikel mengenai Almarhum : https://www.jawaban.com/.../Dipercaya-Bangkit-Kembali,-Jenaza... ) dimana jejak elektronik dari pengajaran mereka yang dapat kita lihat di internet.

Penggunaan simbol-simbol keagamaan demi mendirikan kelompok "ajaib" bukan barang baru. David Koresh sempat menuai sukses di Amerika sana pada periode 1980-1990.  sepak terjang pemimpin Ranting David yang mengaku sebagai nabi pamungkas dari Texas itu ( Jejak elektroniknya sbb : (wikipedia.org/wiki/Ranting_Daud#Sejarah) dan (Youtube)

pria bernama asli Vernon Wayne Howell itu memanfaatkan simbol-simbol agama demi merangkul "umatnya" David Koresh membawa simbol Kristen. David melibatkan ritual seks dengan apa yang disebut sebagai "pernikahan spiritual" bersama pengikutnya. David juga didakwa atas pelanggaran lainnya atas kepemilikan senjata api tak berizin beserta bahan peledak.

Nasib David boleh dikata sangat "patriotik", sebab dia rela mati bunuh diri saat diserbu pasukan FBI di markasnya tahun 1993 silam. Penyerbuan itu menewaskan setidaknya 80 orang pengikut David setelah terjadi baku tembak.

di Jepang muncul sekte Aum Shinrikyo pimpinan Shoko Asahara. Pria ini mengaku sebagai Yesus, dengan 40 ribu pengikut di seantero dunia. Lebih radikal dari David Koresh, Shoko dan pengikutnya melakukan tindakan brutal ke seantero Jepang. Menggunakan senjata kimia, dia menyerang Tokyo pada 1995 hingga menewaskan 13 orang.

Pemanfaatan simbol keagamaan yang dilakukan Shoko jauh lebih kreatif  David. Berawal dari kelompok meditasi dan yoga, Shoko mulai membawa-bawa simbol Budha, Hindu, hingga ajaran Nostradamus. Pada 1992, Shoko mentahbiskan dirinya sebagai Yesus. Sungguh sangat kreatif, bisa merangkul banyak pengikut agama sekaligus.

Ini sekilas mengingatkan kita pada Anand Krishna di Indonesia. Pria asal India itu sejak 1990-an beroperasi di Indonesia dengan membawa misi budaya, kemudian agama. Sama kreatifnya dengan Shoko, Anand berusaha menggabungkan simbol banyak agama. Ujungnya, di tahun 2012 nasib Anand berakhir di bui setelah didakwa atas aksi pelecehan seksual terhadap pengikutnya. Sementara Shoko sampai kini masih mendekam di penjara untuk menunggu eksekusi hukuman mati.

Shoko Asahara dan David Koresh sukses meraup umatnya di dekade 1980-1990-an, di negara yang sama-sama maju, Amerika Serikat dan Jepang. Selain mereka, banyak tokoh sekte-sekte yang membawa simbol keagamaan lain. Namun merekalah yang menjadi selebriti bidang itu.

Fenomena Shoko, David, t membuktikan bahwa manusia, di mana pun mereka berada, sama-sama mudah terkecoh oleh simbol keagamaan. Dengan membawa nama agama, para pemimpin sekte tersebut mencuci otak pengikutnya. Mereka melakukan tindakan-tindakan di luar akal sehat. Bunuh diri bersama, melakukan ritual seks bebas, bergonta-ganti pasangan, dengan keyakinan itu bagian dari penyucian.

"Agama adalah candu", kata Mbah Karl Marx. Candu bagi mereka yang dibutakan oleh tipu daya para nabi palsu seperti , David Koresh, dan Shoko Asahara. Nabi-nabi palsu yang membentuk sekte-sekte sesat yang Intens Mencari Mangsanya, dan salah satu Targetnya Melalui Media sosial dan Media-Media lainya Yang Punya Kekuatan Menarik Anggota baru

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline