Lihat ke Halaman Asli

Thalita Umaveda Al Hayya

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga-20107030053

"Ayah, Ibu, Rangking Satu Tidak Membuatku Bahagia"

Diperbarui: 5 Maret 2021   12:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber: sebarkan.org

"Ibu pengen nanti kamu bisa rangking satu deh."

"Kalau bisa kamu harus ranking satu, seperti kakakmu, seperti temanmu itu."

"Loh, kenapa nilainya cuma segini? Gimana bisa dapat rangking satu?"

Pernah merasakannya? Atau, justru anda yang pernah mengatakannya? Semua orang tua pasti menganggap anak adalah anugerah, titipan dari Tuhan. Orang tua pasti ingin anaknya sukses di kemudian hari. 

Orang tua pasti berharap jika anak-anak mereka menjadi seseorang dengan otak yang cerdas dan penuh keterampilan. Tapi, kebanyakan orang tua lupa jika kecerdasan bukanlah segalanya.

Menilik dari kebanyakan sistem sekolah di Indonesia memang masih banyak yang menerapkan rangking, biasanya dari rangking satu sampai rangking tiga. Ketiga ranking tersebut dinilai dari hasil belajar siswa, nilai akademik. Sehingga hanya murid-murid dengan nilai baguslah yang dapat menjabat sebagai 'si rangking'. 

Di sekolah, semua hal dan semua mata pelajaran diajarkan. Guru menggembleng muridnya untuk paham semua yang mata pelajaran dengan tujuan agar nilai dapat meningkat. Dan dengan begitu mereka akan di cap sebagai murid yang pintar.

Saya pernah mengenal seseorang saat masih duduk di bangku SMA. Ia merupakan murid yang rajin dan pintar. Setiap kenaikan kelas, rangking yang ia dapatkan selalu menduduki nomor 3, 2, bahkan 1. 

Tentunya hal tersebut sudah sangat membanggakan bukan? Namun saat pengumuman rangking selesai dibacakan, ia hanya termenung dengan raut wajah yang sama sekali tidak menunjukkan wajah bahagia. 

Kemudian saya berpikir, oh mungkin karena dia sudah terlalu sering mendapat ranking sehingga tidak kaget jika dia kali ini mendapat rangking lagi. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline