Lihat ke Halaman Asli

Khulfi M Khalwani

Care and Respect ^^

Potensi Obat Corona Ada di Hutan?

Diperbarui: 22 Maret 2020   22:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Mendadak film Contagion menjadi viral. Padahal dulu tahun 2011 pas pertama kali saya menonton film tentang wabah penyakit akibat virus ini agak ngeri-ngeri sedap juga. Pada akhir cerita ditayangkan bagaimana asal mula virus ini. Yaitu dari Kelelawar yang tergusur akibat hutan sebagai habitatnya terdegradasi. 

Lalu kelelawar keluar memakan pisang di ladang. Pas pisang ini dikunyah sebagian jatuh ke kandang Babi. Nah Babi lucu yang makan pisang bekas kelelawar ini lalu sampai ke meja restoran di China sana. Kebetulan turis cewek yang sedang menikmati hidangan minta foto dengan Cheff yang mengolah si Babi lucu tadi. Tanpa cuci tangan mereka berjabat erat.Cheerss.. senyum dan selfy bareng.

Sewaktu turis mahmud (Mamah Muda) ini balik ke negaranya Amerika, satu persatu orang yang pernah kontak dengan doi mendapat gejala yang sama. Termasuk selingkuhannya dan keluarganya. Batuk, panas, demam tinggi, pusing dan berakhir dengan kematian. Kalau dalam film, virusnya dikasih nama MEV-1. Karena mirip-mirip corona sekarang film ini rame lagi.

Tapi fokus tulisan ini bukan ke film itu. Melainkan ke ekosistem hutan yang menjadi habitat kelelawar yang terganggu keseimbangannya, lalu wabah penyakit bergeser ke masyarakat.

Ibarat Hutan, tubuh kita juga adalah ekosistem. Masing-masing mempunyai peran yang saling pengaruh mempengaruhi. Yaitu  suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik tak terpisahkan antara makhluk hidup (biotik) termasuk mikroorganisme dengan lingkungannya (abiotik).

Ditengah perjuangan bersama melawan virus Corona, tiba-tiba saya ingat pada salah satu penyakit tropis terabaikan yang endemik di Lore Lindu - Sulawesi Tengah. Penyakit ini disebut Schistosomiasis alias demam siput/ demam keong. Ternyata cacing pipih dari spesies _Schistosoma japonicum_ adalah parasit yang menyebabkan infeksi penyakit ini pada manusia melalui perantara keong di air dari genus Oncomelania.

Pertanyaannya, mengapa keong ini bisa menjadi ancaman ? Karena ekosistem hutan sebagai habitat Keong juga diganggu. Saat sistem keseimbangan ini goyah maka semua makhluk tentu mencari jalan keluarnya sendiri.

Maka tepat sekali Dataran Lore Lindu ditetapkan sebagai kawasan hutan konservasi Taman Nasional oleh Pemerintah. Yang artinya keseimbangan ekosistemnya harus kita jaga.

Itulah kenapa kita jangan hanya memandang hutan sebagai tempat hidup monyet saja. Tetapi sebagai sistem yang menjadi bagian sistem dari hidup kita (manusia).

Jika ada yang bisa menjadi racun maka tentu ada yang bisa menjadi penawarnya.

Ibarat minuman kopi kejatuhan lalat. Saya selalu tenggelamkan lalat ini baru membuangnya, dan kemudian lanjut menikmati kopinya. Karena konon sayap yang kiri adalah racun dan sayap yang kanan adalah penawarnya. Ini riwayat dalam kitab Bulughul Marom yang pernah saya baca dan sampai saat ini masih saya percaya. ☕

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline