Lihat ke Halaman Asli

Marjono Eswe

Tukang Ketik Biasa

Pelayanan Teknologi di Desa

Diperbarui: 9 Juni 2020   17:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Inovasi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Kemajuan Teknologi Informasi tidak berarti tenggelamnya teknologi yang sudah ada di masyarakat kita. Kelembagaan teknologi, setingkat Pos Pelayanan Teknologi Tepat Guna Desa pun bukan lantas layu, meski ia harus berebut kemenarikan dengan rupa Hitech yang melaju. 

Kementerian Desa PDTT mendefinisikan Teknologi Tepat Guna (TTG) sebagai teknologi yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, mudah, murah, memiliki nilai tambah baik dalam aspek ekonomi, dan lingkungan hidup. Menilik amanat tersebut, sesungguhnya TTG selain berorientasi pada keduanya, juga menghidupkan dimensi-dimensi sosial budaya, dan politik.

Kenyataan yang dapat dilihat bahwa usaha sektor riil masyarakat, seperti industri rumah tangga, usaha bidang pertanian dalam arti luas (perikanan, peternakan, perkebunan, pertanian) produktifitasnya masih rendah kalau tidak disebut terpuruk, pasar domestik dibanjiri produk impor, karena usaha-usaha produktif itu masih kekurangan teknologi.

TTG yang kita punya, yang telah ada jika didayagunakan akan berimbas pada penaikan volume dan mutu produksi. Kita tidak harus berkiblat pada luar negeri, kebarat-baratan atau westernisasi, karena negeri ini sarat dengan potensi kalau kita mau berlelah-lelah dan berinovasi.

Melalui TTG inilah kita diajak belajar dan mampu mengadakan sumber daya, misalnya salah satu desa belum terjamah penerangan jaringan listrik PLN, maka kita harus memutar otak untuk mampu mendatangkan atau menghadirkan sebentuk teknologi untuk mematahkan "kegelapan," masyarakat -- taruhlah di desa itu dimusyawarahkan untuk membuat kincir air sebagai sumber energi yang akan membuat "sparkling" desa. Hal serupa bisa dilakukan dengan membuat pompa hidram jika disana masyarakat kesulitan mendapatkan air bersih, dengan sarat ada sumber mata air atau arus sungai.

Tahapan berikut adalah bagaimana kita mampu menggunakan sumber daya yang telah tersedia tersebut, maka masyarakat seyogyanya mau dan rela belajar keteknikan opersionalisasi dari alat TTG tersebut.

Contohnya, bagaimana cara menghidupkan memasang pipa, membuat bak penampung atau menampung kabel atau pipa pralon, tahu kapan alat itu hidup dan mati, bagaimana jika sparepart rusak, bagamana memperbaikinya serta cara kerjaa yang alat TTG secara tepat.

Harus diantisipasi pula, bagimana jika alat TTG tersebut tiba-tiba tidak beropersional dan atau bahan bakunya habis. Atau lagi bagaimana jika TTG tersebut sangat bergantung pada energi BBM, padahal BBM langka, mahal bahkan hilang atau lenyap serta habis dari bumi.

Untuk itu, masyarakat mesti mampu menggantikan (mensubstitusi) TTG yang ada. Jika BBM mahal, langka dan habis, maka solusi paling cocok adalah dengan mendayagunakan sumber energi alternatif. Misalnya, kita bisa memanfaatkan kompor Biomas berbahan baku nabati, kompor batubara, kompor surya, kompor air -- TTG alternatif tersebut akan mulai dilirik manakala krisis energi menjadi-jadi, namun ketika energi atau BBM normal-biasa-biasa saja, maka peralatan di atas tidak akan banyak dilirik masyarakat.

Sumberdaya alam dan potensi yang tersimpan dalam perut bumi Indonesia adalah harta karun yang harus digali, dikelola dan dikembangkan untuk kesejahteraan masyarakat, dan salah satunya melalui upaya pemasyarakatan, pemanfaatan dan pengembangan TTG. Tidak boleh lupa, sifat TTG adalah menekankan lokalitas, swadesi yang berujung pada peningkatan partisipasi dan kemandirian masyarakat.  

Gugusan gerumbul, dusun, kampung, desa/kelurahan  pun akan bersenyum tatkala masyarakat kita beramai-ramai, bergerak dan berusaha dengan memanfaatkan dan mengaplikasikan TTG waktu mulai merintis maupun mengembangkan usaha produktifnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline