Lihat ke Halaman Asli

3 Faktor Penunjang Melesatnya Ekonomi RI Pada 2018

Diperbarui: 28 Maret 2018   14:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto Gubernur BI Agus Martowardojo

Bang Indonesia (BI) telah menerbitkan buku laporan perekonomian 2017. Gubernur BI Agus Martowardojo menjelaskan buki tersebut memaparkan berbagai catatan penting ekonomi Indonesia pada 2017 dengan mengambil tema momentum pemulihan ekonomi, tantangan hingga arah kebijakan ke depan.

Menurut penjelasan Agus, ada tiga momentum di  tahun 2017 yang dapat dimanfaatkan Indonesia dalam perbaikan ekonomi di tahun 2018. Momentum pertama bersumber dari membaiknya pertumbuhan ekonomi atau PDB (Produk Domestik Bruto) dunia. Faktor ini dapat mendorong masuknya arus modal yang masuk ke dalam negeri.

"PDB global tumbuh 3,7 persen dari sebelumnya 3,2 persen. Berbagai negara perdagangan besar juga tumbuh, termasuk mitra dagang besar Indonesia seperti China. Ini berimbas ke permintan sehingga  mendorong volume perdagangan. Peluang akselerasi ekonomi domestik pun akan semakin menguat karena harga komoditas juga naik di 2017," jelas Agus di Gedung BI, Jakarta, Rabu (28/3).

Momentum kedua adalah terkait stabilitas ekonomi dalam negeri. Stabilitas tersebut dapat dilihat dari inflasi Indonesia yang berhasil terus turun hingga defisit transaksi berjalan yang dijaga di bawah 3 persen.

"Hal ini tidak lepas dari kehati-hatian dan konsistensi dari kebijakan makro BI dan pemerintah. Inflasi sempit 8 persen di 2013 dan 2014, sekarang kita bisa jaga di angka 3 persen. Defisit transaksi berjalan juga berhhasil dijaga di bawah 3 persen. Pada 2013 itu lebih 3 persen. Hal ini membuat nilai tukar rupiah juga terjaga sejalan dengan nilai fundamentalnya," kata Agus.

Momentum ketiga adalah terciptanya stabilitas ekonomi dalam negeri, yaitu membaiknya perekonomian Indonesia. Hal ini terbukti dari diperolehnya peringkat investasi Indonesia dari tiga lembaga pemeringkat dunia. Peringkat investasi tersebut sukses diperoleh dari membaiknya peringkat daya saing dari 41 ke 36 hingga kemudahan berusaha dari 91 ke 72.

"Ini membuat di tingkat domestik, belanja modal mulai meningkat. Keyakinan yang semakin membaik pun mendorong momentum pemulihan ekonomi Indonesia," Pungkas Agus.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline