Lihat ke Halaman Asli

TauRa

TERVERIFIKASI

Rabbani Motivator, Penulis Buku Motivasi The New You dan GITA (God Is The Answer), Pembicara Publik

Menikahlah Karena "Ada Apanya", Jangan "Apa Adanya"

Diperbarui: 5 Februari 2021   16:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menikahlah karena "ada apanya", jangan "apa adanya" (pixabay.com)

"Jangan cintai aku apa adanya, jaaaaangan... Tuntutlah sesuatu, biar kita maju kedepan.." (Lirik Lagu Tulus)

Lirik lagu ini seharusnya menjadi bukti sederhana, kalau ternyata ada orang (mungkin banyak orang) yang  ingin mencintai karena "ada apanya", bukan apa adanya.

Adakah bedanya? tentu. Jelas, dan besar sekali bedanya. Hal ini yang akan kita bahas sekarang. Dengan harapan, untuk yang belum atau akan menikah, jadi semakin tahu kalau cinta itu perlu di lihat dari aspek yang lebih luas. Terkait cinta dan turunannya ini, saya sudah pernah mengulasnya. Sile baca kembali tulisan saya seputar cinta.

Baiklah, mari kita mulai saja pembahasan kali ini. Kenapa kita harus menikah dengan "ada apanya" dan bukan "apa adanya"? Apa yang dimaksud dengan "ada apanya itu"? itu yang akan menjadi pokok pembahasan kita. Mari kita lihat lebih dekat.

Jangan Menikah "Apa adanya"

Kalau ada orang yang menikah, atau berencana menikah hanya mengandalkan "apa adanya", bisa jadi ada beberapa kemungkinan yang menjangkitinya (dan pasangannya).

1. Apatis

Orang yang "apa adanya" tidak selamanya bermakna sederhana dan sederhana tidak selalu bermakna apa adanya. Ini tentang mental. Jika yang dimaksudkan "apa adanya" adalah tentang kehidupan sederhana meski punya segala-galanya, maka ini rasanya baik dan tepat.

Tapi jika "apa adanya" itu hanya menjadi bumbu untuk menyembunyikan sikap lemah dan tidak bersemangat dalam hidup, maka itu yang keliru. Jadi, hati-hati dengan istilah "apa adanya" Anda bersama pasangan. Jika salah tempat, maka bisa jadi Anda akan menjadi pribadi yang apatis menatap dunia ini.

2. Kurang Motivasi Dalam Menikah

Jangan salah, menikah itu harusnya menyejahterakan. Menikah itu mengayakan. Kalau ada yang "belum kaya" padahal sudah menikah, maka bisa jadi ada yang salah dari pola pikirnya. Kaya dalam artian luas, tidak terbatas materi saja.

Nah, kalau Anda mengharap dan mencintai "apa adanya" saja, maka bisa jadi Anda kurang menemukan motivasi terbesar dalam menikah dan membangun rumah tangga. Ini berbahaya, teman. Jangan sampai, pasangan Anda menemukan motivasinya, justru bersama orang lain di luar sana. 

Untuk itu, pastikan motivasi pasangan Anda jelas dan penuh dalam menempuh perjalanan rumah tangga.

Menikahlah "Ada apanya" 

Apa maksudnya? begini. Anda harus menikahi seseorang, karena memang dia memiliki sesuatu yang layak untuk Anda jadikan pasangan. Pertanyaannya, apakah sesuatu itu? Mari kita lihat lebih dekat.

1. Ada Orangnya

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline