Lihat ke Halaman Asli

Taufiq Sentana

Pendidikan dan sosial budaya

Tersesat di Warung kopi

Diperbarui: 20 September 2022   23:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Pagi waktu yang cemburu,  atau pada malam yang  cemberut,  secangkir kopi membawamu ke ladang. Ke lahan lahan perkebunan kopi, tinggi dan sejuk. 

Engkau masih mendengar suara sendok yang beradu dengan gelas. Engkau mengaduk sajian kopimu dengan tenteram dan khusuk. 

Suara kopi yang diseruput itu seperti tarikan kemenangan para petani di musim panen, produksi meningkat dan ekspor berkembang. 

Engkau terdiam di ujung cangkir. Saat sang istri menggedor gedor kepalamu. Dia membayar sisa hutang kemarin dan mengajakmu pulang. 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline