Lihat ke Halaman Asli

Taufiq Sentana

Pendidikan dan sosial budaya

Sekuncup Rindu

Diperbarui: 1 Mei 2022   01:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Malam yang rapuh. Rembulan mengecil. Sekuncup rindu di ufuk waktu. Tiada tengadah yang sia, menggapai puncak utama. 

Tarekat puasa yang mendaki. Merobek sangkar tubuh yang sempit. Menuju tangga langit dalam thumakninah. 

Malam biar rubuh. Rembulan biar mengecil. Seluruh jiwa meronta menjala abadi. Namun pengalaman pengalaman telah menyublimnya menjadi pecahan nasib. 

Memilih jalan utama melepas kuncup rindu.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline