Lihat ke Halaman Asli

Taufik Uieks

TERVERIFIKASI

Dosen , penulis buku travelling dan suka jalan-jalan kemana saja,

Seri Nostalgia: Serunya Naik MTR (Bukan MRT) di Hong Kong 33 Tahun yang Lalu

Diperbarui: 10 Juli 2019   15:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Perjalanan pertama saya di Hongkong adalah untuk sekitar waktu 2 minggu. Di negri yang ketika itu masih menjadi koloni Inggris, semua pengumuman ada dalam Bahasa Inggris dan Bahasa Kanton alias Kwangtung Hua.

Bagi yang pertama kali ke Hongkong, tentu banyak hal menarik yang dapat dilihat terutama yang tidak atau belum ada di Jakarta . Salah satu keunikan Hongkong adalah sistem transportasi massal nya yang sangat baik. Orang Hongkong sendiri jarang punya kendaraan dan kalau yang punya biasanya hanya orang kelas menengah ke atas.

Bahkan Hongkong sendiri saat itu terkenal dengan tingkat kepemilikan mobil mewah Rolls Royce paling banyak di dunia. Salah satu tempat untuk melihat mobil Rolls Royse adalah di Hotel Peninsula yang pernah menjadi lokasi syuting salah satu film James Bond.

Transportasi umum di Hongkong terdiri dari bus baik yang tingkat maupun tidak, kemudian mini bus, ferry, tram, dan juga kereta api bawah tanah yang disebut MTR. Serta ada juga loh LRT yang menjangkau kawasan-kawasan terpencil di Hongkong.

dokpri

Kalau Jakarta baru memiliki MRT pada tahun 2019 maka MTR sudah ada di Hongkong sejak 1979 dan pada tahun 1986 sudah ada 3 jalur yaitu Island Line, Kwun Tong Line dan Tsuen Wan Line dengan 37 stasiun. Bahkan sebagian jalur antara Admiralty dan Tsim Sha Tsui merupakan terowongan bawah laut yang ditempuh sekitar 8 menit.

Kalau MTR merupakan singkatan Mass Rapid Transportation seperti yang ada di Singapura dan kemudian Manila, Bangkok dan Kuala Lumpur, maka MTR sendiri merupakan singkatan dari Mass Transit Railway yang dikelola oleh MTRC atau Mass Transit Railway Corporation.

Setelah beberapa kali jalan-jalan ke kawasan Tsim Sha Tsui dan bahkan menyebrang ke Hongkong Island dengan menggunakan Star Ferry, maka saya dan seorang teman pun ingin mencoba bagaimana rasanya naik kereta di dalam tanah.

Kebetulan stasiun pertama yang kita masuki adalah Stasiun Prince Edward di kawasan Mongkok. Hal ini dikarenakan kita bisa naik minibus dari hotel di kawasan Kowloon City ke Mongkok dan turun di dekat stasiun Prince Edward. Uniknya di Hongkong pada saat itu, nama stasiun memiliki dua nama yaitu dalam bahasa Inggris dan Kanton. 

dokpri

Kami segera memasuki pintu stasiun yang berupa tangga menuju bawah tanah dan kemudian tiba di councourse yaitu tempat membeli tiket yang sangat ramai. Maklum stasiun Prince Edward alias Tai Zhi. merupakan stasiun transit antara Kwun Tong iine yang menuju ke timur dan juga Tsuen Wan Line yang menuju ke barat laut kawasan New Territories.

Untuk tiket sendiri pada saat itu belum ada Octopus Card seperti sekarang. Sehingga kita dapat membeli Single journey ticket atau Store value Ticket. Tarif Single Journey ticket paling murah adalah 2 Dollar Hongkong untuk satu stasiun dan makin jauh makin mahal sampai sekitar 7 Dollar untuk stasiun paling jauh. (pada saat itu 1 HK Dollar sekiar 125 Rupiah saja).

Untuk masuk ke peron, kita harus memasukan tiket elektronik ke dalam mesin yang digunakan untuk membuka turnstyle dan kemudian tiket harus diambil diujung gerbang. Tiket ini kemudian harus dimasukin lagi di stasiun tujuan dan kemudian ditelan oleh mesin. Sementara Store Value Ticket akan bisa diambil lagi dengan nilai yang sudah dikurangi ongkos.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline