Keberhasilan kegiatan pembelajaran faktor utamanya ada di Guru dan siswa. Guru yang kreatif namun siswa kurang mendukung maka KBM tidak optimal begitu juga sebaliknya siswa kreatif dan antusias jika gurunya menggunakan pola konvesional maka siswa tidak akan optimal dalam meningkatkan sikap,pengetahuan dan keterampilan. Ki hajar dewantara telah mengingatkan bahwa " Guru jangan hanya memberi pengetahuan yang perlu dan yang baik, tetapi juga harus mendorong murid mau dan mampu mencari sendiri pengetahuan itu dan memakainya guna amal keperluan umum,pengetahuan yang baik dan perlu itu yang bermanfaat untuk keperluan lahir batin dalam hidup bersama.
Kegiatan belajar mengajar merupakan suatu pertaruhan guru dalam mengukir masa depan siswa, oleh karena itu guru harus mampu mengusai ilmu didakttik metodik atau minimal menguasai delapan ketrampilan dasar mengajar seperti : 1) membuka dan menutup pelajaran, 2) Menjelaskan pelajaran yang kurang dipahami siswa , 3) Bertanya dasar dan Lanjut terkait pembelajaran , 4) Memberi penguatan pada materi pembelajaran yang diberikan 5) Membuat variasi pendekatan/strategi/metoda saat menyampaikan pembelajran sehingga siswa tidak bosan .6 Membimbing siswa dalam diskusi kelompok kelompok Kecil 7) Mengelola kelas sehingga pembelajaran yang aktif kreatif efektif dan menyenangkan bisa terjadi .
Kembali pada pembahasan sengaja menggunakan kata lensa bukan cermin atau profil karena sebagaimana prinsip dari lensa salah satunya memusatkan, bagai mana guru dan siswa menyikapi kegiatan belajar mengajar. Oleh karena itu apa yang menjadi lensa bagi siswa disaat ini antara Pertama Siswa agar didorong memiliki prinsip menjadi diri sendiri sehingga tidak mudah terpengaruh pergaulan yang buruk ; Kedua siswa didorong untuk mencari kebenaran informasi dari suatu sumber sumber sesuai dengan dipertanggungjawabkan ;Ketiga menaati peraturan dan tata tertib sekolah secara sadar agar siswa pola belajarnya terprogram dan teratur keempat didorong mengikuti kegiatan ekstrakurikuler untuk menyalurkan minat dan bakat dengan mengikuti kegitan ektra potenssi siswa akan menjadi berkembang serta mempunyai pengalaman nyata untuk belajar memecahkan masalah ; dan yang terakhir siswa mempunyai rasa bangga akan sekolah dengan menjaga nama baik sekolah akan menumbuhkan semangat untuk merawat lingkungan sekolah dan tidak merusak seperti corat coret di dinding sekolah, meja belajar maupun dilingkungan sekolah.
Adapun untuk guru selain dengan menguasai delapan ketrampilan mengajar hedaknya guru Pertama mengembangkan materi pembelajaran yang asyik, mudah dipahami, aktual, dan bermakna sehingga anak merasa tertarik dan tumbuh rasa keingin tahuannya Kedua mengenali latar belakang siswa dan keluarganya agar bijak dalam berinterkasi dan memberi i tugas Ketiga menghormati dan menghargai setiap siswa secara objektif tanpa membeda-bedakan Keempat memberikan teladan dan bersikap mampu mengontrol emosi agar siwa merasa bangga mendapat pelajaran dari guru serta melibatkan semua siswa secara aktif dalam pembelajaran; dan memberikan layanan pendidikan secara profesional terhadap siswa yang memerlukan bantuan.
Mengapa kita kita harus mengetahui lensa guru dan siswa alasanya adalah merujuk pada Teori Experiential Learning David Kolb yang menyatakan Belajar adalah proses di mana pengetahuan diciptakan melalui transformasi pengalaman. Pengetahuan adalah hasil kombinasi menyerap pengalaman dan mentransformasinya. Ada enam ciri khas experiential learning diantaranya 1_Belajar paling baik dipandang sebagai suatu proses, bukan sebagai hasil belajar (outcomes). 2) Belajar adalah suatu proses berkesinambungan berdasarkan pengalaman. 3) Belajar menuntut resolusi konflik antara dua cara adaptasi terhadap dunia yang bertentangan secara dialektik (diperdebatkan). 4) Belajar adalah suatu proses holistik adaptasi terhadap dunia. 5 )Belajar melibatkan transaksi antara pribadi dan lingkungan. 6) Belajar adalah suatu proses menciptakan pengetahuan, yang merupakan hasil transaksi antara pengetahuan sosial dan pengetahuan personal.
Oleh karena itu guru dan siswa bersama-sama terlibat secara setara dalam proses KBM. Ini berarti pengalaman belajar, baik yang bersifat subjektif maupun yang objektif dan budaya, nilai-nilai, dan latar belakang guru, menjadi bagian esensial dalam interaksi antara siswa dan guru dalam membentuk makna. Atau, siswa membandingkan versi kebenarannya dengan versi guru dan rekan siswa yang lain untuk mendapatkan versi kebenaran yang baru dan diuji secara sosial . pemberian tugas atau masalah adalah penghubung antara guru dan atau siswa . Ini menciptakan interaksi yang dinamis antara tugas, guru, dan siswa . Ini berarti bahwa siswa dan guru harus mengembangkan kesadaran tentang pandangan pihak lain dan kemudian melihat kembali kepercayaan, standar, dan nilai, yang sekaligus bersifat subjektif dan objektif.
Dengan melihat lensa guru dan lensa siswa kita menyadari bahwa Pendidikan itu hanya suatu tuntunan di dalam hidup artinya, bahwa hidup tumbuhnya anak itu terletak di luar kecakapan atau kehendak kita kaum pendidik. Anak-anak itu sebagai makhluk, manusia, dan benda hidup, sehingga mereka hidup dan tumbuh menurut kodratnya sendiri.
Kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu' tiada lain ialah segala kekuatan yang ada dalam hidup batin dan hidup lahir dari anak-anak itu karena kekuasaan kodrat. Kaum pendidik hanya dapat menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan-kekuatan tersebut, agar dapat memperbaiki lakunya hidup dan tumbuhnya itu. ( Ki Hajar Dewantara