Lihat ke Halaman Asli

Taslim Buldani

Pustakawan di Hiswara Bunjamin Tandjung

Kubebaskan Memori untuk Memori Kebebasanku

Diperbarui: 24 April 2018   22:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Back up data selagi senggang dengan SanDisk Ultra Dual Drive m3.0 (foto: dokpri)

Pernah mengalami kehilangan file penting di smartphone? Atau pernah mengalami kehilangan foto dan video saat liburan karena justru smartphone-nya yang hilang? Saya pernah mengalami kesialan yang pertama tapi belum pernah mengalami kesialan yang kedua. Semoga tidak pernah mengalaminya,  tok-tok-tok jitakin meja 3 kali sambil bilang amit-amit

Suatu waktu seorang kawan pernah mengirimkan materi pekerjaan melalui grup aplikasi WhatsApp. Saya sengaja mengatur aplikasi tersebut untuk tidak mengunduh materi berupa gambar atau video secara serta-merta. Cara ini sangat umum dilakukan untuk menghindari membludaknya file dalam memori smartphone. Apalagi grup WhatsApp yang saya ikuti terbilang banyak. Materi digital berupa gambar, video atau file PDF mengalir deras setiap harinya. Jika memori smartphone membludak, kinerjanya dipastikan melambat.

Materi yang dikirim kawan sebenarnya sudah saya unduh begitu saya membaca pesannya. Saya baru menyadari materi tersebut hilang ketika beberapa hari kemudian mulai mengerjakan pekerjaan terkait. Sepertinya tanpa sengaja file tersebut terhapus ketika saya melakukan bersih-bersih memori smartphone. Untungnya kawan saya masih menyimpan materi tersebut dan bersedia mengirimkannya kembali.

Jika file yang terhapus bisa didapatkan kembali dengan mudah, tentu tak menjadi masalah. Tapi ceritanya akan lain jika materi tersebut berupa foto atau video momen-momen penting dalam hidup. Sebut saja misalnya momen pernikahan, kelulusan atau saat menaklukan puncak gunung. Kehilangan file semacam ini tentu akan terasa menyesakkan karena momen tersebut bisa jadi hanya terjadi sekali seumur hidup. 

Cara terbaik melonggarkan memori smartphone sebenarnya adalah dengan menyalinnya dalam flash drive, PC atau laptop. Bukan dengan cara menghapusnya secara permanen. Hal tersebut bertujuan untuk menghindari terhapusnya file-file yang masih dibutuhkan. Tapi karena kebiasan grasa-grusu membuat saya kurang teliti.

Peristiwa hilangnya dokumen penting di smartphone tidak terjadi lagi setelah saya memiliki SanDisk Ultra Dual Drive m3.0. Flash drive ini dirancang khusus untuk smartphone yang menggunakan sistem operasi Andorid. Dilengkapi dengan dua jenis konektor yang berbeda, micro USB di satu sisi dan USB 3.0 di sisi laiinya, SanDisk Ultra Dual Drive m3.0 bisa terkoneksi dengan smartphone, tablet, PC atau laptop.

Kemampuan SanDisk Ultra Dual Drive m3.0 untuk terkoneksi langsung dengan smartphone atau tablet, membuat proses backup data menjadi lebih praktis. Tak perlu lagi kabel data dan laptop yang menyala untuk mem-backup data. Selama smartphone android sudah mengadopsi sistem USB On-The-Go (USB OTG), flash drive ini bisa langsung ditancapkan - cusss... dan langsung jalan. Praktis bukan?

Mengutip laman www.teksnologi.com, USB On-The-Go atau yang biasa disingkat dengan USB OTG atau cukup OTG adalah standarisasi untuk koneksi USB yang memungkinkan suatu perangkat untuk membaca data dari koneksi USB tanpa memerlukan PC. Smartphone android versi terbaru umumnya sudah mendukung fitur USB OTG. 

Ada beberapa cara yang saya lakukan untuk mengetahui apakah smartphone atau tablet yang saya inginkan sudah kompatibel dengan OTG. Pertama, mengunjungi laman https://kb.sandisk.com/app/detect untuk melihat daftar gadget yang sudah kompatibel dengan OTG. Kedua, jika tidak terdapat dalam daftar saya membaca dengan seksama spesifikasi produk yang tertulis pada box pembungkus gadget atau informasi yang ditayangkan di website resmi pembuat gadget. Ketiga, mencari informasi di internet tentang review atas gadget yang saya incar.

Karena kepraktisan yang ditawarkannya, SanDisk Ultra Dual Drive m3.0 sangat saya andalakan untuk mengelola memori kebebasan yang saya abadikan. Apa sesungguhnya memori kebebasan itu? 

Sekiranya saya adalah penggemar drama Korea, maka saya tidak akan peduli apa kata orang ketika saya mengoleksi berbagai hal berbau Korea. Saya pun tak perlu ambil pusing apa kata orang jika saya memutuskan untuk mengujungi Korea berulang kali sebagai destinasi wisata. Momen menonton artis korea, mengenakan baju tradisional Hanbok, menimati keindahan Nami Island, mengunungi Istana Gyeongbok, menikmati suasana ramainya pusat perbelanjaan Myeongdong pasti akan saya abadikan lewat foto dan video. Foto dan video itulah memori kebebasan saya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline