Lihat ke Halaman Asli

Jebakan di Ranah Pendidikan: Guru Terbelenggu Administrasi

Diperbarui: 20 April 2024   18:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: kalsel.kemenag.go.id

Memasuki ruang kelas, guru tidak hanya membawa buku dan pena, tetapi juga beban administratif yang membebani langkah-langkah kreatifnya. Di balik kemauan untuk memberikan pengajaran yang berkualitas, terdapat hambatan yang menghambat kebebasan guru dalam merdeka mengajar. Dalam dunia pendidikan yang terus berkembang, perluasan tanggung jawab administratif telah menjadi jebakan yang mengancam kualitas pendidikan.

Mengapa Administrasi Menjadi Beban?

Administrasi dalam dunia pendidikan telah berkembang menjadi sebuah entitas yang besar dan kompleks. Guru tidak hanya bertugas mengajar, tetapi juga memikul tanggung jawab administratif, mulai dari dokumentasi nilai hingga menyusun rencana pelajaran yang terstruktur. Sementara itu, perkembangan teknologi membawa perubahan dalam cara guru bekerja, dengan memperkenalkan sistem manajemen pembelajaran digital dan aplikasi pendukung pengajaran. Meskipun bertujuan untuk meningkatkan efisiensi, namun pada kenyataannya, hal ini seringkali menambah beban kerja guru. Akibatnya, waktu yang seharusnya digunakan untuk merancang pengalaman belajar yang menarik dan mempersiapkan materi yang inovatif justru terkikis oleh tugas-tugas administratif yang memakan waktu.

Dampak Terhadap Kualitas Pengajaran

Beban administratif yang berlebihan tidak hanya menguras waktu, tetapi juga memengaruhi fokus dan kreativitas guru. Saat lebih banyak waktu dihabiskan untuk menyelesaikan tugas-tugas administratif, maka kurangnya waktu untuk mempersiapkan materi yang menarik dan menyusun strategi pengajaran yang efektif. Akibatnya, pengajaran menjadi monoton dan kurang interaktif, menyebabkan penurunan minat belajar siswa dan menurunkan kualitas pendidikan secara keseluruhan. Beban administratif yang berlebihan tidak hanya mempengaruhi kualitas pengajaran, tetapi juga berdampak pada kesejahteraan mental dan fisik para guru. 

Banyak dari mereka merasa terkekang oleh tumpukan pekerjaan administratif, yang seharusnya dapat diarahkan untuk memberikan pendidikan yang lebih baik kepada siswa. Stres, kelelahan, dan burnout menjadi masalah umum di kalangan pendidik akibat tekanan yang terus-menerus untuk menyelesaikan tugas administratif. Kondisi ini dapat berujung pada penurunan kualitas pengajaran, absensi kerja, bahkan berpotensi meningkatkan tingkat resignasi di kalangan guru. Guru yang seharusnya menjadi agen perubahan dan inovasi dalam proses pembelajaran malah terbelenggu oleh tugas-tugas administratif yang membatasi kemampuan mereka untuk memberikan pengalaman belajar yang bermakna.

Menemukan Solusi: Membebaskan Guru dari Jerat Administrasi

Sumber: https://www.smilejogja.com/

Untuk meningkatkan kualitas pendidikan, perlu langkah-langkah konkret untuk membebaskan guru dari jeratan administrasi. Pertama-tama, perlu dilakukan evaluasi mendalam terhadap kebijakan administratif yang berlaku di sekolah. Kebijakan-kebijakan ini perlu disesuaikan agar lebih sesuai dengan kebutuhan aktual guru dan siswa. Selanjutnya, penerapan teknologi juga harus dikembangkan lebih lanjut untuk memastikan bahwa sistem yang digunakan benar-benar mendukung pengajaran dan pembelajaran, bukan menjadi tambahan beban bagi guru. Pelatihan dan bimbingan tentang efisiensi administrasi juga penting agar guru dapat mengelola tugas-tugas administratif dengan lebih efektif, sehingga mereka dapat fokus pada inti dari profesinya: menginspirasi dan membimbing generasi masa depan.

Mendukung Guru dalam Merdeka Mengajar

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline