Lihat ke Halaman Asli

Syarif Nurhidayat

Manusia yang selalu terbangun ketika tidak tidur

Wanita dan Iblis

Diperbarui: 29 Juli 2020   12:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Menarik untuk dibaca sebagai sebuah fragmen hidup manusia. Seorang pria akan dapat dengan mudah dikalahkan dengan kewanitaan. Berapa banyak cerita masa lalu yang mengkisahkan seorang jawara yang sakti mandraguna, yang pada setiap babak cerita, lawan selalu menemui kekalahannya. Namun pada akhirnya, sang jawara kalah dengan perantara tipu daya wanita. Cerita yang dekat dengan kita misalnya Samson Betawi. Saat dia belum mengenal seorang wanita yang ternyata memperdayainya, dia adalah seorang yang kuat tiada tandingan, sehingga dalam setiap pertemuan pertarungan dia selalu mendapatkan kemenangan.

Ada sebuah dialog dua orang pria yang cukup populer tentang tentang wanita.

"Wanita itu sebenarnya makhluk apa ?" tanya seorang pria.

"Mereka adalah iblis yang ditampilkan dalam wujud manusia", jawab pria yang lainnya. Tampak mereka merepresentasikan wanita sebagai iblis yang menggoda laki-laki. Selain dialog di atas, ada sebuah kisah lain tentang wanita yang cukup populer di lingkungan santri.

Pada zaman Azali, ketika Iblis dikutuk Tuhan masuk neraka, dia meminta piranti yang ampuh, yang dapat digunakannya untuk menyesatkan umat manusia, agar semua sesat dan mengikuti jejaknya. Tuhan mengabulkan dan kemudian memberinya emas dan semua barang berharga. Iblis merasa kurang. Kemudian Tuhan menambahkan dengan kekuasaan berupa kepuasan, arogansi dan absoluditas. Namun Iblis masih merasa kurang. Akhirnya Tuhan menunjukkan mahluk yang namanya wanita. Begitu Iblis melihat ujud perempuan itu, Iblis menari-nari dan berseru. "Cukup, cukup Tuhan. Dengan ini saja sebenarnya cukup untuk menyesatkan manusia."

Cerita ini, menurut sebagian ulama adalah hadits qudsi, namun menurut yang lain adalah kisah-kisah israiliyat. Dan kita tidak sedang akan memperdebatkannya. Kita akan mencoba melihat secara konten (isi/makna).

Pertama, saat dialog itu berlangsung, manusia yang ada secara wadag mestinya adalah Adam, ini jika dipahami Adam sebagai wadag. Sehingga penampakan wanita justru pertama diberikan kepada Iblis, bukan sebagai manusia tetapi alat Iblis. Ini jika dilanjutkan maka akan menjadi beralasan saat Adam menginginkan Hawa yang kemudian atas bujukan Hawa-lah, Adam terjerumus memakan buah khuldi.

Kedua, jika benar yang ditampakkan adalah ujud seorang wanita, berarti ada ketidaksetaraan atau ada diskriminasi terhadap wanita, karena menempatkannya sebagai alat godaan bagi laki-laki.

Ketiga, dengan adanya wanita sebagai penggoda laki-laki, maka sebenarnya laki-laki dan wanita bukanlah berjodoh, tidak setara dan diskriminatif. Sedangkan dalam Al qur'an jelas dinyatakan bahwa diciptakan manusia itu saling berpasangan dan untuk saling mengenal. Artinya mereka yaitu pria dan wanita saling melengkapi, bukan saling menjerumuskan.

Dengan adanya ketiga kejanggalan tersebut, maka ada dua kemungkinan atas cerita tersebut,  pertama kisah tersebut palsu, alias mengada-ada. Kedua, kisah tersebut memiliki makna kebenaran, dengan konsekwensi kita memaknainya lebih dalam.

Harta, tahta, dan wanita, dalam dialog Tuhan dengan Iblis tersebut, jangan kita maknai dalam wujud materi berupa emas, berlian, jabatan atau sosok wanita. Tetapi harus kita maknai sebagai ketertarikan manusia pada harta, kekuasaan dan lawan jenis. Sehingga yang dipahami adalah kehendak, rasa ketertarikan, bukan materinya. Artinya jika dihadapan kita ada emas, bukan berarti itu adalah godaan, tetapi godaan itu muncul pada rasa kita yang menginginkan untuk menguasai dan memilikinya. Emas, berlian, uang dan apapun yang berharga, akan tidak menggoda jika kita mampu mengendalikan rasa ketertarikan kepada itu semua untuk memiliki menguasai dan sebagainya. Jika ada wanita cantik ada di depan kita dan kita merasa digodanya, jangan langsung menyalahkan sang wanita. Tapi mulailah salahkan diri kita sendiri yang tidak mampu mengendalikan rasa ketertarikan padanya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline