Lihat ke Halaman Asli

Syarif Yunus

Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Sebuah Perjalanan, Apa yang Dituju?

Diperbarui: 6 Januari 2023   18:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber: dokumentasi pribadi

Seharian penuh, hari ini (6 Jan 2023) saya melakukan perjalanan di Labuan Bajo NTT. Di jemput pukul 06.00 WITA langsung menuju pelabuhan. 

Dengan menggunakan speedboat berdurasi 1,5 jam langsung menuju Pulau Padar, salah satu pulau yang eksotis di Taman Nasional Komodo dengan 4 teluknya yang indah. Setelah itu, berangkat ke Pink Beach yang dkenal dengan pasir warna pink-nya. Memasuki siang hari, menuju Pulau Komodo yang dikenal sebagai salah satu destinasi wisata primadona Indonesia, di samping menjadi situs warisan dunia. 

Melihat Komodo dari dekat, sambil menyimak bagaimana hewan Komodo mempertahankan hidupnya. Setelah makan siang di speedboat, saya pun menutup rangkaian perjalanan dengan hari ini dengan berenang di 3 lokasi yaitu Taka Makassar, Mantapoint, dan Kanawa. Terus terang, inilah salah satu perjalanan terindah yang pernah saya lakukan. Sungguh luar biasa!

Itu hanya cerita wisata di Labuan Bajo. Tapi esensinya adalah setiap perjalanan di mana pun pasti menyisakan rasa lelah. Namun, rasa lelah pasti terobati ketika siapapun yang berjalan mampu mencapai tujuannya. 

Lelah yang terbayar dengan kepuasan hati bahkan pikiran. Apalah arti perjalanan bila akhirnya tidak mencapai tujuan. Karena sejatinya, perjalanan yang lurus tidak akan pernah mengarah ke mana pun selain tujuan. Tempat terindah yang dituju siapa pun.

Perjalanan lurus, yang harus ditempuh setiap orang memang tidak mudah. Asal jalannya lurus. Jalan yang berpegang pada kebaikan dan kemanfaatan. Tanpa peduli apa kata orang lain. Karena jalan lurus adalah pilihan. Pilihan agar terhindar dari "jalan bengkok" yang terkadang tidak disadari. Jalan lurus yang mampu membedakan mana yang baik mana yang buruk? Jalan berpihak pada kebaikan, bukan kebatilan. Maka tiap perjalanan ke mana pun, sangat bergantung pada sikap, pikiran, dan perilaku manusianya.

Begitu pula pegiat literasi yang berkiprah di taman bacaan. Hanya untuk menegakkan giat membaca dan budaya masyarakat. Rela berkorban waktu, tenaga, pikiran, bahkan biaya. Tapi itu semua tidak ada artinya, bila ada puluhan anak yang terbantu untuk membaca buku. 

Atau menatap masa depan dengan penuh harapan. Taman bacaan adalah perjalanan bagi pegiat literasi yang memahaminya. Betapa indahnya hidup saat mampu menebar kebaikan dan kemanfaatan kepada sesama. Perjalanan taman bacaa itu pula yang dialami TBM Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor.

Maka jalani semuanya dengan senang hati. Selelah apapun perjalanan, lakoni sebaik mungkin. Tanpa keluh-kesah apalagi dibandingkan dengan jalan orang lain. Tetaplah berjalan apa adanya. Karena setiap perjalanan pasti ada hikmah di belakangnya. Untuk bisa mencapai tujuan, setiap perjalanan harus menemukan kebaraniannya sendiri untuk melawan terjalnya lika-liku kehidupan.

Karena perjalanan hidup, hanya mengenal kata terus melangkah. Tanpa pernah tahu si manusianya siap atau tidak? Salam literasi #PegiatLiterasi #TBMLenteraPustaka




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline