Lihat ke Halaman Asli

Syarif Yunus

Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Banyak Gangguannya, Taman Bacaan Ibarat Menanam Jagung

Diperbarui: 22 Juni 2022   16:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: TBM Lentera Pustaka

Coda deh dibuktikan. Saat kita menamam jagung, pasti rumput atau gulma ikut tumbuh. Tapi ketika kita menanam rumput, maka tidak akan pernah jagung ikut tumbuh. Maka seperti itulah, siapa pun yang berbuat kebaikan. Pasti ada gangguan dan keburukan yang kita tidak inginkan. Tapi bila keburukan yang kita kerjakan, maka tidak akan pernah ada kenbaikan di dalamnya.

Taman bacaan di mana pun, ibarat menanam jagung. Pasti ada saja "rumput liar" yang mengganggu. Selalu saja ada orang-orang yang tidak suka. Sekalipun kita tidak tahu apa sebabnya? Mulai dari melarang anak membaca, bahkan bergibah tentang taman bacaan. Jadi, terselip keburukan di tengah aktivitas kebaikan seperti taman bacaan itu hal biasa. Sangat lumrah. Kan taman bacaan ibarat menanam jagung, pasti ada rumput liar yang mengikutinya.

Maka seperti petani jagung yang tidak pernah berhenti membersihkan "rumput liar" di kebun jagung-nya. Taman bacaan pun demikian, harus selalu membersihkan dari gangguan-gangguan dan keburukan yang ada di depan mata. Minimal, selalu memperbaiki niat dan meningkatkan ikhtiar baik. Agar taman bacaan tetap tumbuh secara sehat dan terbeas dari gangguan pikira-pikiran buruk siapa pun.

Taman bacaan pun membutuhkan proses. Seperti menanam sebutir jagung hingga tumbuh dan berbuah ratusan butir jagung. Tidak ada yang instan saat menanam jagung, Mulai dari menyediakan lahan, bibit, pupuk, obat-obatan, dan perawatan. Maka begitu pula proses yang dilakukan di taman bacaan. Agar nantinya, tetap tumbuh subur dan selalu dijaga ddari "rumput liar" yang mengganggu.

Pohon jagung itu berbuah hanya sekali. Pohonnya pun tidak bercabang. Seperti itu pulalah, taman bacaan tumbuh. Terkadang, kesempatan berbuat baik itu hanya sekali. Karena itu, taman bacaan harus tetap fokus pada tujuannya. Demi tegaknya tradisi baca dan budaya literasi. Taman bacaan adalah jalan kebaikan untuk menabr manfaat kepada banyak orang. Bukankah ajaranhya, "khoirunnas anfauhum linnas", bahwa sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain.

Ibarat menanam jagung, begitulah spirit yang harus dijunjung tinggi pegiat literasi di taman bacaan. Untuk selalu melihat segala sesuatu dari sisi positif, dari sudut pandang yang baik. Sambil tetap memperbaiki setiap proses yang dijalankan. Dan yang terpenting, jangan bosan berbuat baik di taman bacaan. Lebih baik memulai yang baik sekalipun tidak sempurna daripada berdiam diri. Apalagi hanya berpikir dan bertindak buruk dalam melihat apa pun. Salam literasi #TamanBacaan #BacaBukanMaen #TBMLenteraPustaka




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline