Lihat ke Halaman Asli

Syarif Yunus

Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

Begini 4 Cara Bersyukur Pegiat Literasi dan Taman Bacaan

Diperbarui: 21 September 2021   18:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: TBM Lentera Pustaka

Alhamdulillah Ya Allah. Kok semuanya jadi begitu mudah. Gampang dan selalu saja banyak yang bantu. Saya dan TBM Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak Bogor sangat pantas bersyukur. Taman bacaan ini, jujur saja, lokasinya tergolong jauh dari Jakarta. Minimal 75km atau butuh waktu 2 jam perjalanan. 

Selain macet dan melelahkan, terus apa yang mau diharapkan di taman bacaan ini? Rasa lapar, keluar biaya bahkan capek. Tidak ada untungnya ke taman bacaan ini, begitu mungkin kata sebagian orang. Memang begitu faktanya.

Tapi memang sudah jalannya. Apapun dan siapapun itu sudah ada jalannya. Mau sekuat tenaga berjuang pun, bila sudah semsetinya ya pasti berjalan. Seperti di TBM Lentera Pustaka. Biar jauh dan sepi dari keramaian ocehan orang, selalu saja ada orang-orang baik yang datang dan berkunjung ke taman bacaan. 

Entah berakti sosial, berdonasi buku, bikin CSR atau jadi relawan. Tiap hari Minggu misalnya, pasti saja ada tamu, ada relawan yang membantu atau orang yang datang sekadar berkunjung dan diskusi.

Bahkan hari ini, saya pun kedatangan "kawan lama" yang mungkin sudah 15 tahun tidak bertemu. Ehh kok justru dipertemukan di TBM Lentera Pustaka. Kawan saya rumahnya di Serpong, beliau dan teman-temannya sengaja datang untuk berbakti sosial ke TBM Lentera Pustaka di kaki Gunung Salak. 

Mungkin makan waktu 3 jalm perjalanan. Untuk apa ke taman bacaan? Untuk apa lagi selain berbagi kebaikan pada anak-anak taman bacaan. Menyumbang buku bacaan, permainan anak, tas dan buku tulis. 

Sambil membawakan makan siang untuk anak-anak TBM. Nyata betul, sudah 4 tahun ini, TBM Lentera Pustaka selalu dibantu dan dikunjungi orang-orang baik. Mereka yang peduli kepada taman bacaan.

Jadi, saya kira tidak ada alasan taman bacaan tidak bersyukur. Kegiatan sosial hanya untuk menyediakan tempat membaca anak-anak, bahkan pemberantasan buta huruf itu sudah baik. Bila ada kendala, hadapi saja dengan rileks. 

Insya Allah, bila jalannya sudah baik pasti ada saja orang-orang yang datang dan membantu. Jadi, berkiprah di taman bacaan cukup dijalankan dan dikelola dengan sepenuh hati. Komitmen dan konsisten. Dan penting pula, maaf, saya kelola taman bacaan ini dengan kolaborasi dan sinergi dengan berbagai pihak. 

Dari korporasi, profesional, mahasiswa, komunitas, dan warga lokal. Ditambah tentunya, relasi dan hubungan baik dengan rekan dan orang-orang baik . 

Tentu yang mau peduli ke taman bacaan, bukan yang tidak peduli. Karena mereka bila datang dan berkunjung saja mau, apalagi membantu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline