Lihat ke Halaman Asli

Syarif Yunus

Dosen - Penulis - Pegiat Literasi - Konsultan

5 Cara Pekerja Mendeteksi Kesiapan Pensiun

Diperbarui: 26 Agustus 2019   17:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Banyak pekerja takut pensiun, apalagi pensiun dini. Kenapa?
Tentu ada banyak motif, ada banyak alasan. Tapi bila mau ditelaah, ternyata orang-orang yang 'gila kerja' alias 'workaholic' itulah yang paling takut pensiun. Karena hidupnya ada di pekerjaan. Ada di jabatan, status sosial, bahkan harta.

Maka wajar, orang-orang 'gila kerja' bisa bingung bila pensiun dari pekerjaan. Pikirannya bisa galau alias stress saat pensiun. Tiba-tiba sakit dan tidak bisa berbuat apa-apa, tidak berdaya. Karena selama bekerja, bisa jadi mereka belum kelar dengan urusannya sendiri, urusan dunia yang hendak digenggamnya. Sekalipun puluhan tahun, sebagian besar waktunya habis untuk bekerja katanya sekalian ibadah.

Pensiun, bagi siapapun, cepat atau lambat pasti tiba. Hanya sedikit saja, pekerja yang mau mempersiapkannya. Maka 90% pekerja di Indonesia sama sekali tidak siapbila harus pensiun. Apalagi pensiun dini.

Bila disurvei, faktanya memang banyak pekerja yang tidak ingin pensiun. Tapi tidak sedikit pula pekerja yang sudah bosan bekerja. Sehingga ingin segera pensiun. Tapi apa hendak dikata? Ketakutan paling utama saat pensiun adalah sebab keuangan, tidak cukupnya dana untuk membiayai saat pensiun.

Sekali lagi, pensiun itu cepat atau lambat pasti dialami setiap pekerja. Karena memang, tidak ada pekerja yang melulu bekerja. Suatu saat pasti berhenti. Entah, akibat usia akibat sakit akibat meninggal dunia atau akibat diberhentikan. Pensiun pun bisa terpaksa, bisa sukarela.

Tapi satu hal yang patut diketahui. Pensiun itu hanya berhenti dari pekerjaan bukan dari kehidupan. Maka pensiun, bisa jadi momentum untuk mengoptimalkan segalanya yang tidak ada hubungannya dengan dunia atau materi. Pensiun adalah sebuah keadaan moral, keadaan psikologis dan sosial yang harus terus diperbaiki. Agar lebih bermanfaat bagi orang lain.
Lalu, bagaimana caranya agar lebih siap pensiun dini? Atau pensiun normal karena usia sudah tua?Jawabnya sederhana. Pastikan kita 'kelar' dengan urusan diri sendiri. Baik urusan kesehatan urusan keuangan maupun sosial. Karenabila belum kelar dengan diri sendiri, bisa dipastikan masa pensiun dijalani dengan penuh ketakutan dan kekhawatiran. Maka jangan pensiunbila belum kelar dengan diri sendiri. Tapi jangan pula bekerja terus tapi tidak pernah kelar sama diri sendiri.

Khusus untuk urusan finansial, sebelum pensiun pastikan kita dalam keadaan yang sudah siap. Jangan pensiun malah nambah hutang. Jangan pensiun malah menjual aset. Kesehatan keuangan masa pensiun menjadi untuk diperhatikan.

Maka setidaknya, ada 5 hal yang harus dipersiapkan sebelum mengambil keputusan pensiun dini atau pensiun normal. Persiapan pensiun itu mencakup:

1. Hitung kebutuhan biaya hidup yang diperlukan selama masa pensiun. Pastikan hitungannya se-objektif mungkin, bukan mengada-ada apalagi berdasar ketakutan.


2. Kalkulasi aset dan tabungan yang dipunya agar dapat menutupi kebutuhan hidup selama pensiun, selama tidak bekerja.


3. Buat rencana penghasilan berkesinambungan saat masa pensiun. Entah wiraswasta, entah punya kontrakan atau apa saja yangd ianggap bisa dijalankan untuk menambah penghasilan saat pensiun.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline